Saturday, September 20, 2008

Hey Alzheimer, Who R U?


Hey Alzheimer, Who R U?

Alzheimer adalah salah satu penyakit yang digolongkan dalam kelompok demensia, atau dalam bahasa awam dikenal sebagai "pikun". Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906. Sekitar 10 persen orang berusia lebih dari 70 tahun mengalami gangguan daya ingat dan 50 persen di antaranya adalah penderita Alzheimer.

Ada dua macam tipe demensia, yaitu:

1.    Onset Dini/ presenile dementia (gejala muncul antara usia 45 - 65 tahun), dan sering dikaitkan dengan faktor keturunan. Tipe ini hanya didapat pada 5-10 persen kasus Alzheimer.

2.    Onset Lambat/senile dementia, terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan merupakan bentuk umum dari penyakit ini.

 

Why n Why ?

Rupanya ada 3 hipotesis yang bisa menjelaskan mengapa bisa terjadi Alzheimer. Mari kita telusuri satu per satu!

1.    BioKIMIA

Ada dua pendapat dalam hipotesis ini, yakni Alzhimer disebabkan oleh adanya:

a.    Akumulasi abnormal dari protein beta-amyloid dalam otak penderita, merupakan toksin karena mengganggu homeostasis kalsium sehingga terjadi apoptosis sel-sel normal. Fungsi Beta-amyloid tidak jelas namun diduga terlibat dalam pembentukan neuron.

Akumulasi beta-amyloid diduga berhubungan pula dengan faktor genetik, yakni mutasi pada kromosom 21, dimana pada kromosom ini terletak gen untuk protein prekursor beta-amyloid. Pernyataan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa pasien dengan trisomi 21 (Down's syndrome) umumnya mengalami 'Alzheimer-like disorders' pada usia 40 tahun. Perlu dicatat bahwa ApoE4, faktor resiko terbesar untuk Alzheimer, memicu penumpukan amyloid sebelum gejala Alzheimer muncul.

 

b.    Hiperfosforilasi protein tau dalam otak penderita, yang menyebabkan terbentuknya neurofibrillary tangles, yakni protein tau yang beragregasi pada masses dalam tubuh neuron. Protein tau adalah protein dalam neuron yang normalnya berfungsi untuk menyeimbangkan mikrotubule dalam sitoskeleton.

2.    Neuropatologi

Pada penderita Alzheimer, tampak atrofi difus pada otak dan penurunan jumlah neuron serta sinaps pada korteks serebral dan regio subkortikal tertentu yang menyebabkan terjadi degenerasi. Jumlah neurotransmitter seperti asetilkolin, serotonin, norepinefrin, dan somatostatin menurun, sementara di sisi lain, glutamat mengalami peningkatan.

 

3.    Genetik

Beberapa kasus penyebab Alzheimer disebabkan gen dominan yang ada dalam keluarga tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya onset dini. Mutasi dari gen presenilin-1 dan presenilin-2 sudah didokumentasi di beberapa keluarga.

Alzheimer dipastikan terkait dengan kromosom 1, 14, dan 21, sementara kaitan dengan kromosom lainnya masih belum dapat dipastikan.

 

What's the sign?

Gejala penyakit Alzheimer pada setiap penderita tidak sama. Kepribadian, kesehatan secara umum, dan situasi sosial adalah faktor-faktor penting dalam menentukan gejala yang muncul akibat demensia tersebut.
Pada tahap awal, gejala-gejala yang secara umum timbul adalah:
1. Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa orang itu adalah tetangganya.
2. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana cara membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan.
3. Kesulitan berbahasa.

Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata dengan kata yang tidak biasa.
4. Disorientasi waktu dan tempat.

Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini malam atau siang.
5. Penurunan dalam memutuskan sesuatu, misalnya tidak dapat memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau sebaliknya.
6. Salah menempatkan barang.

Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada kotak gula.
7. Perubahan tingkah laku.

Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
8. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah curiga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.
9. Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.

Pada tahap lanjut, penderita Alzheimer tidak dapat melakukan sesuatu tanpa dibantu. Umumnya pada kondisi ini mereka tidak mengerti lagi bahasa, tidak ingat anggota keluarga, tidak dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari (makan, memakai baju atau mandi), dia tidak dapat lagi membedakan mana yang pantas dan tidak pantas seperti membuang air kecil atau air besar di sembarang tempat.

Dalam Azheimer, ada beberapa tahap perkembangan, yakni :

  • Mild — Pada tahap awal dari penyakit ini, penderita mempunyai kecenderungan untuk kehilangan energi atau bersikap spontan, yang akan mengubah perilaku mereka dan perilaku ini tidak dapat dimengerti oleh keluarga. Tahap ini disebut juga Mild Cognitive Impairment (MCI), dimana tidak ada kriteria yang dapat menegakkan diagnosis bahwa penderita mengidap Alzheimer.
  • Moderate — Sebagai perjalanan ke tahap tengah, penderita mungkin masih bisa melakukan rutinitas sehari-hari sendiri (seperti mandi), tapi memerlukan bantuan untuk aktivitas yang lebih kompleks (seperti membayar tagihan).
  • Severe — Dari tahap tengah menuju tahap akhir, pasien tidak mampu melakukan rutinitas yang paling sederhana sekalipun. Pasien memerlukan pengawasan yang terus-menerus. Mereka dapat BAK dan BAB di sembarang tempat. Mereka tidak dapat makan dan berjalan tanpa pengarahan. Bahkan mereka mungkin kehilangan kemampuan untuk menelan makanan dan air, tentu saja ini menyebabkan kematian.


How to Diagnosis?

Demensia Alzheimer umumnya dapat diketahui dari gejala-gejalanya yang khas, seperti yang disebut di atas. Tes lainnya yang umum dipakai adalah CT scan, MRI, dan tes darah.

Pada tahap dini dari penyakit ini, gambaran otak umumnya normal, tetapi CT scan dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan lain seperti tumor otak atau stroke. Sedangkan pada tahap lanjut, melalui MRI dapat diketahui adanya penurunan ukuran korteks otak atau area otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi memori (hipokampus). Selain itu, test psikologi, meliputi 'screening of depression' dan pemeriksaan 'mini mental state', dapat membantu dalam menentukan seberapa beratnya demensia tersebut.

Sayangnya, penyakit Alzheimer hanya dapat didiagnosa secara pasti setelah pasien meninggal, dimana pada pemeriksaan jaringan otaknya didapat gambaran patologis anatomis yang menjadi ciri khas Alzheimer, yakni plak yang berisi protein beta-amyloid dan 'neurofibrillary tangles'.

(Image of senile plaques seen in the cerebral cortex in a patient with Alzheimer disease of presenile onset. Silver impregnation.)

 

Tips To Avoid Alzheimer

Selain faktor genetik, faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan Alzheimer. Berikut adalah faktor-faktor dapat yang menurunkan atau menaikkan resiko menderita Alzheimer.

Faktor dapat yang menurunkan resiko Alzheimer:

  • Stimulasi intelektual, seperti bermain catur atau teka-teki silang.
  • Olahraga teratur
  • Interaksi sosial secara teratur. Kesepian meningkatkan resiko menderita dementia yang terkait dengan penyakit Alzheimer dua kali lebih besar daripada individu yang mempunyai interaksi sosial yang baik
  • Pola makan dengan buah, sayur, disertai rendah lemak, ditambah asupan dari vitamin B, asam omega-3, vitamin E dosis tinggi dikombinasi dengan vitamin C, konsumsi alkohol yang tepat.
  • Obat penurun kolestrol (statins)
  • Penggunaan NSAID jangka lama

 

Faktor dapat yang menurunkan resiko Alzheimer:

  • Umur lanjut
  • Genotipe ApoE epsilon 4
  • Pemaparan terhadap aluminum
  • Trauma pada kepala
  • Gangguan pada jantung (meliputi diabetes, hipertensi, hiperkolestrolemia, dan stroke)
  • Merokok

 

How to cure Alzheimer?

Tidak ada terapi spesifik untuk penyakit Alzheimer ini. Obat-obat tertentu yang diberikan pada penderita ini mungkin efektif pada tahap awal, tetapi seiring perjalanan waktu, maka semakin banyak sel-sel otak yang rusak atau mati, sehingga pemberian obat tidak efektif lagi. Pada keadaan tertentu, gejala dan progresivitasnya dapat diperbaiki tetapi fungsi kognitifnya mungkin tidak dapat kembali normal.

Beberapa obat yang digunakan untuk terapi Alzheimer adalah :

  1. Asetilkolinesterase inhibitor, digunakan untuk menghambat pemecahan asetilkolin sehingga mempertinggi kadar asetilkolin dalam otak. Namun ada pertentangan apakah pemberian ACE-I sebanding dengan efek samping yang ditimbulkannya dan harganya yang cukup mahal.
  2. Ginkgo biloba. Telah terbukti pada 52 studi mengenai Ginkgo bahwa Ginkgo mampu mencegah demensia, memperbaiki neuron, dan fungsi kognitif otak.

 

Selain farmakoterapi, ada beberapa terapi lain, seperti :

1.    Intervensi psikososial. Terapi ini dapat digunakan dalam masa 'mild' sampai 'moderate' dalam tahap demensia. Treatment meliputi konseling, psikoterapi, terapi orientasi, 'behavioral reinforcement', dan 'cognitive rehabilitation training'.

2.    Imunoterapi, yakni menyuntikkan vaksin toksin beta-amyloid untuk melatih sistem imun tubuh sehingga dapat menghancurkan beta-amyloid dan menghentikan timbulnya penyakit ini.

3.    Terapi 'pekerjaan dan gaya hidup'. Modifikasi dari lingkungan dan gaya hidup pasien Alzheimer dapat memperbaiki kemampuan fungsional dan meringankan pekerjaan pengasuh, seperti memberi label pada perangkat rumah tangga, mengamankan perangkat yang berbahaya untuk mencegah terjadinya luka karena aktivitas sehari-hari, mengajak pasien untuk berinteraksi sosial, dan stimulasi visual seperti memberi warna pada perangkat rumah tangga, yang juga dapat menambah nafsu makan.

4.    Terapi alternatif, menggunakan kombinasi ramuan herbal dengan suplemen diet, misalnya vitamin E.

 

What' s the prognosis?
Alzheimer adalah penyakit progresif dan degeneratif. Umumnya, penderita meninggal karena infeksi (paling sering karena pneumonia atau serangan jantung). Masa hidup seorang penderita setelah didiagnosis menderita Alzheimer antara 7-10 tahun, umumnya bertahan hidup antara 4-5 tahun, tetapi ada kasus ekstrim dimana penderita dapat bertahan hidup sampai 21 tahun.

Dalam perjalanan penyakit ini, peranan keluargalah yang paling menentukan dalam penatalaksanaan penyakit ini. Gangguan tingkah laku dan sikap yang seperti anak kecil memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam mengawasi serta memberikan kasih sayang kepada penderita, sehingga penderita mempunyai harapan hidup yang lebih baik.

 

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer's_disease

http://www.kalbefarma.com/?mn=news&tipe=detail&detail=18794

http://www.ninds.nih.gov/disorders/alzheimersdisease/alzheimersdisease.htm



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

No comments: