Saturday, September 20, 2008

Waspadai Darah Kental pada Usia Muda


Waspadai Darah Kental pada Usia Muda


Bagi Anda yang sering mengalami migrain, jangan pernah menganggap sepele keluhan tersebut. Bisa jadi sakit kepala sebelah yang Anda rasakan itu merupakan gejala awal dari sindrom darah kental.


Sindrom darah kental adalah serangkaian gejala yang muncul akibat kekentalan darah berlebihan. Akibat darah terlalu kental, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar. Pasokan oksigen ke sel-sel tubuh pun terhambat. Migrain adalah salah satu gejala karena pasokan oksigen ke otak tersendat.


"Di dunia kedokteran, darah kental sebenarnya bukan hal baru, tetapi tidak banyak orang tahu atau waspada dengan darah kental. Padahal, sudah banyak korban stroke atau serangan jantung akibat darah kental," kata dr Aru W Sudoyo, spesialis hematologi-onkologi (konsultan) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Darah menjadi kental karena kekurangan cairan darah atau trombosit (zat yang berperan dalam pembekuan darah) sehingga mudah lekat satu sama lain. Bila seseorang memiliki kolesterol tinggi atau punya kebiasaan merokok, darah yang sudah kental semakin susah mengalir.


Kolesterol yang menempel di dinding pembuluh darah membuat penampang pembuluh darah menyempit. Adapun asap rokok akan merusak lapisan dinding pembuluh darah bagian dalam (endotel).


Endotel ini turut mengaktifkan sistem pembekuan darah. Apabila endotel rusak, trombosit akan mudah melekat satu sama lain. Hambatan-hambatan dalam pembuluh darah ini dikenal sebagai trombosis.


Trombosis bisa terjadi di seluruh pembuluh darah. Karena itu, dampaknya tergantung dari bagian pembuluh darah yang terhambat. Jika trombosis terjadi di pembuluh otak, akan terjadi stroke. Sementara itu, pada pembuluh jantung akan menyebabkan serangan jantung.


Perempuan muda

Sekarang semakin banyak orang muda, yakni mereka yang berusia 18-45 tahun, menderita kekentalan darah. Hal itu diketahui setelah pasien melakukan serangkaian pemeriksaan darah. "Gaya hidup tidak sehat dan stres tinggi memicu pengentalan darah," kata dr Aru.


Sheryl (35) adalah salah satu orang yang mengalami darah kental. Sebelum terkena stroke ringan satu tahun lalu, Sheryl mengaku sering mengalami migrain. Bila migrainnya kumat, terkadang ia merasa pandangannya berputar sehingga mual. "Untuk menghilangkan migrain, saya sering sekali minum obat sakit kepala," katanya.


Ketika bangun tidur, Sheryl merasakan sekujur badannya pegal-pegal. Belakangan telinganya juga mulai sering berdenging. "Saya termasuk terlambat karena baru periksa ke dokter setelah terkena stroke," ujar Sheryl yang sejak satu tahun lalu rajin minum obat pengencer darah.


Pada sejumlah kecil penderita darah kental, penyebabnya adalah genetis (diturunkan). Karena itu, mereka ini berisiko mengalami trombosis pada usia muda. Mereka yang memiliki darah kental secara genetik harus minum obat antikoagulan (antipenggumpalan) seumur hidup. "Syukurlah kelainan ini hanya ditemukan pada sebagian kecil populasi manusia," tutur dr Aru.


Sayangnya, di Indonesia belum ada data jumlah pasien usia muda yang mengalami darah kental. Aru mengatakan, hampir setiap hari selalu ada pasien baru yang didiagnosis darah kental di klinik hematologi RSCM dan Medistra, tempat ia berpraktik.

Pasien biasanya datang dengan keluhan pusing, migrain, pandangan berputar (vertigo), telinga berdenging (terkadang tuli mendadak), serta penglihatan terganggu. Menurut Aru, itu semua merupakan gejala gangguan pembuluh darah yang salah satu penyebabnya adalah darah kental.


Kasus darah kental ini tidak hanya terjadi pada laki-laki, tetapi juga perempuan. Masuknya perempuan ke dunia kerja diduga berhubungan dengan semakin banyak perempuan yang terkena sindrom darah kental.


"Perempuan bekerja bebannya semakin banyak sehingga mereka rentan stres," kata Aru. Di Indonesia diperkirakan jumlah penduduk usia produktif antara 18 dan 45 sebanyak 97,60 juta orang. Dari jumlah itu sebanyak 50,54 persennya adalah perempuan.



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

Brokoli Cegah Kerusakan Paru-paru



Brokoli Cegah Kerusakan Paru-paru


JULUKAN brokoli sebagai makanan multi manfaat sepertinya tidak terbantahkan lagi. Sebuah hasil riset terbaru mengungkapkan sayuran brassica ini mengandung nutrien yang berkhasiat bagi kesehatan pernafasan.

Para ahli dari Johns Hopkins School of Medicine, Amerika Serikat, melalui risetnya menyatakan sejenis zat dalam brokoli mampu menekan kerusakan sel-sel yang memicu terjadinya penyakit paru-paru serius.  Zat bernama sulforapane ini terbukti mampu meningkatkan konsentrasi protein NRF2 dalam sel paru-paru sekaligus memberikan proteksi bagi sel dari ancaman kerusakan yang disebabkan  toksin atau racun

Dalam riset yang dimuat jurnal  American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine ini,  peneliti menemukan bahwa konsentrasi NRF2 secara signifikan lebih rendah di kalangan para perokok pengidap penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD).  Gen NRF2 ini berperan penting dalam mengembalikan dan mengaktifkan sejumlah mekanisme penting seperti menghilangkan racun dan polutan yang dapat merusak sel.

Pada uji coba di laboratorium, tim peneliti yang dipimpin Dr Shyam Biswal  berhasil membuktikan bahwa sulforapane mengembalikan dan meningkatkan kadar NRF2 yang sempat menurun dalam sel yang terpapar asap rokok. Peningkatan kadar NRF2 melalui pemberian sulforapane, diyakini akan membawa pada terciptanya suatu terapi pengobatan serta pencegahan COPD.

COPD adalah gangguan alat pernafasan kronis yang gejalanya termasuk sesak nafas, batuk, bengek, dan mengandung banyak dahak. Hal ini mengganggu fungsi paru-paru dan membatasi saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan  komplikasi pernafasan dan jantung.

Jika didiamkan tanpa periksa, penyakit ini akn lebih buruk  dengan bertambahnya usia. Penderita  COPD biasanya kesulitan dalam melakukan  aktivitas sehari-hari dan biasanya meninggal  dalam usia muda.



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

10 Aturan Mendidik Anak


10 Aturan Mendidik Anak


Memang tidak mudah ya membesarkan anak. Begitu banyak nasihat dari kiri dan kanan yang bisa saja malah membuat ibu dan ayah bingung. Berikut ini 10 hal umum yang bisa Anda terapkan dalam mendidik buah hati.


1. Komunikasi
Jadilah pendengar yang efektif agar anak tak menghindar karena menganggap Anda sebagai "penceramah". Dorong anak-anak agar terbuka pada orangtua layaknya sebagai teman. Untuk itu, ciptakan waktu khusus dan rutin untuk berada bersama anak.


2. Keterlibatan
Anda tak perlu terlalu ikut campur karena anak tetap membutuhkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan atau mengemukakan keinginannya sendiri jika dia sudah cukup umur untuk melakukannya. Jika Anda sudah terbiasa mendidiknya atau mengarahkannya sejak dini, Anda pasti dapat mempercayai segala tindakannya dengan bijaksana.


3. Norma & Aturan
Jika Anda percaya pada anak-anak, mereka dengan sendirinya akan berkembang menjadi orang yang baik dan peduli akan sesama. Semua ini tergantung dari Anda sendiri untuk membuat standar atau nilai kehidupan. Ajarkan pada anak bagaimana ia harus berperilaku dan sifat apa yang harus ia miliki.


4. Sopan Santun
Anak yang tak pernah belajar bersopan santun akan tumbuh jadi remaja yang bermasalah. Jangan pernah lelah menasihati dan mengingatkan anak agar berlaku santun, semisal selalu berkata, "Tolong, Terima kasih, Maaf". Terus lakukan hingga kata-kata ini menempel di ingatannya dan secara otomatis akan diucapkannya. Yang tak kalah penting, beri contoh yang baik. Jangan pernah lupa mengungkapkan kata-kata tadi meski pada anak sendiri.


5. Tentukan Batas
Disiplin bukan suatu siksaan maupun hukuman. Terapkan disiplin sedini mungkin sebelum anak-anak tumbuh tanpa aturan dan menderita dalam kehidupannya. Disiplin akan menjadikan anak percaya diri dan sukses sebagai orang dewasa. Pastikan anak tumbuh di lingkungan dengan aturan yang jelas, konsisten, dan fair. Kelak, anak-anak akan menikmati dan menghargai segala usaha Anda ini.


6. Percaya Intuisi
Tak perlu ikut-ikutan atau meniru aturan keluarga lain. Oleh karena itu, didik anak agar mengerti aturan keluarga dan dia harus dapat mematuhinya. Jangan lupa pula mencoba mengenal teman-teman anak dan orangtua mereka sehingga Anda dapat cepat tanggap jika ada hal-hal yang tak diinginkan (pengaruh buruk, misalnya). Sebaliknya, mereka juga akan mengerti, apa dan bagaimana aturan, nilai, serta norma yang berlaku di keluarga Anda.


7. Beri Pujian
Anak membutuhkan dukungan dan mereka akan senang serta bangga jika Anda mengetahui dan menghargai kegiatannya. Tapi tak perlu berlebihan memuji karena justru akan menghancurkan anak. Ibarat air, jika sedikit menjadi teman, tapi jika banyak menjadi musuh.


8. Pertengkaran
Bertengkar dan berkelahi adalah hal  normal bagi kakak-adik. Tapi bukan berarti harus dibiarkan terjadi. Lerai secepatnya. Didik anak untuk terbiasa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata sopan. Tak perlu cari tahu siapa yang memulai lebih dulu karena mereka pasti akan saling menyalahkan. Biasanya, jika Anda tak ikut campur, mereka justru bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Nasihati anak dan bantu dia mengembangkan kemampuannya untuk dapat hidup bersama-sama, saling berbagi dan bertenggang rasa.


9. Kekuasaan
Sebagai orangtua, tugas Anda jadi wasit atau pemegang "kekuasaan" tertinggi jika terjadi ketidaksepakatan di antara anak-anak. Beri anak kesempatan untuk menyumbang ide dan kritik. Jika kesepakatan tidak didapat, ibu atau ayah harus mengambil keputusan. Bila anak mengerti hal ini dari kecil, maka selanjutnya mereka akan menerima dan menghargai proses tersebut.


10. Menang atau Mundur
Perhatikan perilaku dan masalah anak lalu putuskan kapan Anda harus menjatuhkan hukuman. Namun, jika Anda dapat memercayai anak untuk membuat suatu keputusan yang baik, mundurlah. Jika Anda memilih "peperangan" dengan hati-hati, maka anak akan mendengarkan dan menaati hukum yang ada saat mereka dihadapkan pada masalah besar. Sebaliknya, jika Anda selalu ikut campur dalam semua masalah anak akan antipati terhadap Anda.



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

Waspadai Lemak Trans


Waspadai Lemak Trans

Biskuit dan camilan ringan yang digemari anak-anak dan dewasa kebanyakan ternyata mengandung lemak trans.

BELUM lama ini Badan Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat (US-FDA) dan British Nutrition Foundation (BNF) mempersoalkan kembali soal lemak trans. Berbagai hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak trans dengan peningkatan kolesterol darah.

Lemak trans diduga menjadi penyebab utama obesitas dan jantung koroner, yang kini banyak diderita oleh golongan usia muda, antara 30-40 tahun. Karena efek negatif yang merugikan bagi kesehatan itulah US-FDA mengharuskan produsen ma-kanan di sana mencantumkan label lemak trans dalam produk pangannya.

Sebetulnya, apa sih lemak trans tersebut? Berikut tanya jawab dengan Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor dan Dr. Nuri Andarwulan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Seafast (Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology) Center IPB:

Apa itu lemak trans, apakah sama dengan lemak biasa?

Setiap produk pangan pasti memiliki kandungan lemak. Selain lemak dari bahan bakunya sendiri (misal olahan daging) juga dari ingredient lain, seperti minyak ataupun lemak semipadat (margarin) yang digunakan untuk menggoreng. Lemak yang dikandung minyak/margarin merupakan trigliserida yang tersusun atas lemak jenuh (saturated fat) dan tak jenuh. Lemak trans lebih sering dijumpai dalam margarin.

Lemak trans merupakan minyak yang diolah melalui proses hidrogenasi parsial (yakni dengan menambahkan hidrogen ke dalamnya). Pengolahan ini dilakukan untuk meningkatkan stabilitas oksidatif agar tak mudah mengalami proses oksidasi. Sebetulnya proses hidrogenasi parsial dilakukan industri pangan untuk membuat margarin. Secara natural, lemak trans juga terbentuk dalam rumen/lambung ternak besar seperti sapi. Jadi, produk-produk seperti mentega atau susu mengandung lemak trans dalam jumlah 2-5%.

Apa semua minyak mengandung lemak trans?

Minyak-minyak yang berasal dari negara subtropis seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, dan minyak zaitun memiliki kandungan lemak jenuh yang sedikit. Sementara kandungan lemak tak jenuhnya tinggi dan berada dalam konfigurasi cis. Artinya, susunan kimianya sejajar jadi tidak berbahaya bagi kesehatan. Nah, pada proses hidrogenasi ikatan rangkap minyak tadi mengalami isomerisasi dari konfigurasi cis menjadi trans. Ini membuat susunan kimiawinya yang sejajar menjadi berseberangan dan berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu minyak yang mengandung lemak trans adalah beberapa produk margarin (yang terbuat dari minyak kedelai). Sementara margarin made in Indonesia yang terbuat dari minyak sawit konon tidak melalui proses hidrogenasi parsial namun proses emulsi dari hasil blending (campuran) minyak sehingga diperoleh konsistensi seperti yang diinginkan dan tidak memunculkan lemak trans.

Apakah lemak trans banyak beredar di pasaran? Di Indonesia, orang dapat menemukan lemak trans di pasaran dalam bentuk mentega putih atau yang biasa disebut shortening. Jenis produknya ini bervariasi dari tekstur yang sangat lunak sampai yang sangat keras. Mentega putih biasanya digunakan oleh industri pangan, terutama pada pembuatan biskuit. Variasi dalam ingridientnya antara lain shortening, coco butter alternatif dan lain-lain.

Keistimewaan lemak trans adalah bisa membuat makanan bertekstur enak di mulut atau mudah leleh, terasa krispi atau renyah, serta rasa dan aromanya gurih dan sedap. Anak-anak umumnya menyukai camilan ini.

Bagaimana dengan minyak goreng yang biasa kita temui di pasar?

Minyak goreng yang kuning jernih yang biasanya beredar di pasaran (dan umum digunakan untuk menggoreng) umumnya berasal dari minyak kelapa sawit (palm oil) dan pengolahannya tidak melalui proses hidrogenasi. Jadi ibu-ibu tak perlu khawatir dengan minyak goreng tersebut karena tidak mengandung lemak trans. Namun perhatikan minyak-minyak dari kedelai, jagung dan bunga matahari khusus untuk menggoreng (frying oil bukan yang salad oil) karena umumnya proses pengolahannya melalui hidrogenasi parsial sehingga mengandung lemak trans. Sebaliknya minyak-minyak yang diperuntukkan sebagai salad oil biasanya aman dari lemak trans.

Bagaimana cara konsumen mengetahui bahwa suatu produk mengandung lemak trans?

Konsumen tidak pernah tahu apakah suatu makanan kemasan mengandung lemak trans atau tidak. Karena ciri lemak trans pada kandungan bahan pangan yang dikonsumsi tidak bisa terdeteksi dengan indra. Kita hanya dapat mengenali lewat nama-nama samaran dalam komposisi ingredient seperti partially hydrogenated vegetables oil (minyak sayur yang dihidrogenasi), shortening, dan lemak terhidrogenasi.

Selama tidak ada peraturan tentang kewajiban mencantumkan komposisi lemak trans maka kita tidak akan mengetahuinya. Oleh sebab itu perlu ada ketegasan peraturan dari pemerintah tentang perlunya label gizi yang menunjukkan ada tidaknya kandungan lemak trans dalam produk kemasan makanan

Mengapa lemak trans berbahaya?

Lemak trans dianggap lebih berbahaya daripada lemak jenuh sebab dicurigai berperan cukup penting dalam meningkatkan kolesterol darah secara progresif. Studi-studi tahun 1980-an menunjukkan orang Skandinavia yang banyak mengonsumsi lemak jenuh tinggi ternyata memiliki insiden penyakit jantung koroner yang lebih rendah dibandingkan orang-orang Amerika yang meski mengonsumsi lemak jenuh lebih rendah, namun tingkat konsumsi lemak trans-nya tinggi.

Data dari Institute of Shortening and Edible Oils (ISEO) menyebutkan konsumsi lemak trans yang tinggi akan meningkatkan kolesterol LDL (jahat) dan menurunkan kolesterol HDL (baik), tetapi asal konsumsinya tidak berlebihan maka tidak menimbulkan efek kesehatan yang negatif. ISEO menganggap kekhawatiran terhadap lemak trans rasanya terlalu berlebihan, apalagi melihat kenyataan bahwa konsumsi lemak trans hanya memberikan kontribusi 2-4% dari total konsumsi lemak. Bandingkan dengan kontribusi lemak jenuh yang mencapai 12-14%.

Namun perlu diketahui konsumsi harian lemak trans 1-3% sudah bisa memunculkan serangan jantung bagi dewasa. Apalagi buat anak-anak. Jadi, perlu diperhitungkan dan dilihat berapa besar ingredient lemak trans yang dicantumkan dalam suatu produk pangan.

Fakta lain, lemak trans mengganggu konversi asam lemak esensial linoleat menjadi arakidonat dalam sintesa lemak tubuh. Secara keseluruhan, hal ini akan mengganggu sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme lemak. Terganggunya sistem enzimatik akan berpengaruh juga dalam perkembangan sistem saraf. Sebab, sel saraf sangat membutuhkan jenis asam lemak esensial ini. Oleh karena itu kandungan lemak trans dalam produk pangan perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari informasi yang harus disampaikan kepada konsumen melalui label kemasan.

Jadi apa yang mesti dilakukan?

Mengingat lemak trans maupun lemak jenuh sering diasosiasikan dengan munculnya penyakit kolesterol tinggi, maka industri di AS secara bertahap telah mengurangi kandungan lemak trans khususnya dalam produk-produk pangan olahan. Produk pangan stick/spreadable (olesan) semisal margarin yang pada tahun 1989 mengandung 26,9% lemak trans (rata-rata), telah turun kandungannya menjadi 16,9% pada tahun 1999.

Mengurangi kandungan lemak trans dalam produk pangan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi reformulasi hidrogenasi. Jika semula digunakan multiple basestock system dengan tiga kali hidrogenasi, maka kini industri hanya menggunakan hidrogenasi tunggal. Klasifikasi pangan yang mengandung lemak trans adalah sebagai berikut: lemak trans rendah bila kandungannya kurang atau sama dengan 5%, dan zero-trans bila kandungannya sangat sedikit (1-2%).

Dari produk margarin yang dipasarkan di 11 negara di Eropa dan AS diketahui bahwa berkurangnya kandungan lemak trans biasanya disertai dengan meningkatnya lemak jenuh. Barangkali inilah trade-off yang harus diterima oleh konsumen, kita belum dapat memperoleh produk margarin yang rendah lemak trans dan sekaligus rendah lemak jenuh.

Di Indonesia sendiri, kini beberapa industri sudah mulai menghindari proses hidrogenasi parsial yang dapat memunculkan lemak trans. Salah satu caranya, pengolahan minyak goreng dari kelapa sawit (palm oil) atau minyak kelapa (coconut oil) dilakukan dengan cara difraksinasi (dipecahkan atau diturunkan) dengan suhu maupun penyaringan, sehingga dihasilkan produk-produk bebas lemak trans.

Berikut jenis-jenis makanan yang mengandung lemak trans:

Makanan cepat saji dan makanan beku:

* French Fries, frozen

* Breaded fish burger

* Breaded chicken nuggets

* Enchilada

* Burrito

* Pizza

Snack kemasan

* Tortilla (corn) chips

* Popcorn, microwave

* Granola bar

* Breakfast bar

Produk bakery

* Pie

* Danish or sweet roll

* Donat

* Cookies

* Cake

* Brownies

* Muffin

Margarin

* Vegetable shortening

* Hard (stick)

* Soft (tub)

Lain-lain

* Pancakes

* Crackers

* Tortillas

* Chocolate bar

* Peanut butter

Dari Seafast Center IPB (Sumber: Mozaffarian et.al. New Eng. J. Med. 354:1601 (2006)


New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

Tangkal Kanker Prostat dengan Brokoli


Tangkal Kanker Prostat dengan Brokoli


MENGONSUMSI sayuran hijau seperti brokoli bukan saja memberi nutrisi dan vitamin penting bagi tubuh Anda. Kebiasaan memakan beberapa porsi brokoli  setiap minggu ternyata dapat melindungi pria dari kenker prostat.

Seperti dilaporkan ilmuwan dari Inggris, Rabu (2/7), brokoli berpotensi besar menjadi makanan pencegah kanker karena kandungan alaminya memiliki mekanisme unik melawan kanker. 

Richard Mithen, ahli biologi dari Institute of Food Research, menjelaskan, senyawa dalam brokoli dapat memicu perubahan genetik dalam tubuh hingga mencapai ratusan. Selain itu, zat-zat dalam brokoli juga mengaktifkan gen-gen yang mampu melawan kanker serta menonaktikan gen-gen yang menyuplai perkembangan tumor.

Sebelumnya memang banyak sekali bukti penelitian yang mendukung pentingnya diet buah dan sayuran untuk menekan risiko kanker. Namun, Mithen mengklaim  bahwa risetnya,  yang juga dipublikasi dalam Public Library of Science journal PLoS One, adalah penelitian pertama pada manusia yang menyelidiki potensi dan proses mekanismenya secara biologis. "Setiap orang menyarankan untuk mengonsumsi sayuran, tetapi tak satu pun yang bisa menjelaskan mengapa. Penelitian kami mampu menjelaskan mengapa sayuran sangat baik," ungkap Mithen yang memimpin riset ini.

Kanker prostat kini tercatat sebagai penyakit pembunuh kedua tertinggi pada pria setelah kanker paru-paru.  Setiap tahun, sekitar 680.000 pria di seluruh dunia didiagnosa menderita penyakit ini dan sekitar 220.000 di antaranya meninggal. 

Dalam risetnya, Mithen beserta timnya melibatkan puluhan pria yang mengidap lesi prakanker yang berisiko menjadi kanker prostat. Partisipan dibagi dalam dua kelompok, yakni yang mendapat asupan brokoli dan grup kacang polong.  Setiap minggu selama satu tahun kelompok ini diberi empat porsi makanan ekstra brokoli atau kacang polong.

Para ahli juga mengambil contoh jaringan selama berjalannya penelitian dan mereka menemukan bahwa pria yang makan brokoli menunjukkan perubahan  gen yang berperan penting dalam melawan kanker. Menurut peneliti, manfaat yang sama juga kemungkinan akan didapat dari sayuran dari jenis Cruciferae atau Brassicaceae yang mengandung senyawa isothiocyanate, seperti kubis kailan, kembang kol, kubis, arugula, selada air, dan horse radish (sejenis lobak).

Namun begitu, lanjut Mithen, brokoli memiliki sejenis bahan khusus yang sangat kuat bernama sulforaphane, yang diyakini membuat sayuran-sayuran hijau memiliki senjata  ekstra penangkal kanker. "Ketika orang mengidap kanker, sejumlah gen dinonaktifkan dan beberapa lain diaktifkan. Apa yang dilakukan oleh senyawa dalam brokoli tampaknya  mengaktifkan gen-gen yang mencegah pertumbuhan kanker dan mematikan gel lainnya yang membuat tumor menyebar," papar Mithen.

Ia menambahkan, pemakan brokoli  menunjukkan 400  hingga 500 perubahan genetik positif dalam tubuhnya, di mana pria yang memiliki sejenis gen bernama  GSTM1 mendapatkan manfaat maksimal dari brokoli.  Tercatat setengah dari seluruh populasi membawa gen jenis ini.

Peneliti memang tidak memantau lebih jauh para partisipan  untuk mengetahui siapa yang akhirnya menderita kanker.  Namun, penemuan ini mendukung ide bahwa dengan mengonsumsi lebih banyak sayuran setiap minggu dapat memberikan perubahan besar bagi kesehatan.

Mithen mengindikasikan bahwa senyawa penting dalam sayuran ini juga  kemungkinan besar akan memberi faedah yang sama bagi bagian organ lainnya dan bahkan dapat melindungi dari berbagai jenis  kanker. "Anda tidak perlu mengubah diet,  hanya butuh lebih banyak porsi sayuran untuk membuat perubahan besar," tegasnya.



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

Fakta Sehat Blueberry dan Brokoli

Fakta Sehat Blueberry dan Brokoli


Blueberry dan brokoli adalah dua jenis makanan yang kaya akan kandungan nutrisi dan berkhasiat sebagai antioksidan.  Tak heran bila beberapa ahli juga menyebut makanan ini  sebagai superfood. Berikut adalah beberapa fakta tentang dua jenis makanan menyehatkan ini:

Blueberry

FAKTA
Blueberry adalah salah satu asupan paling sehat di muka bumi. Buah ini mengalahkan 39 buah dan sayuran lain karena kadar kandungan antioksidan yang dimilikinya. Ini menjadikan blueberry sebagai salah satu penangkal kerusakan sel dalam tubuh– gejala yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya serangan jantung dan timbulnya kanker. Sebuah penelitian menemukan, tikus yang mengonsumsi blueberry lebih fokus dan cerdas dibanding tikus yang tidak melahap buah ini.

SARAN KAMI
Konsumsi dua cangkir blueberry segar setiap minggu untuk mendapatkan manfaat terbaik dari asupan ini.

Brokoli

FAKTA
Brokoli adalah biangnya sayuran. Selain kaya serat makanan, kandungan vitamin dan mineralnya melebihi makanan lain. Satu cangkir brokoli kukus yang mengandung 184 kalori menyediakan 150 persen dari kebutuhan harian vitamin A, 7 persen kalsium, 13 persen zat besi, 8 persen thiamine, dan 5 persen niacin. Dalam takaran yang sama, brokoli kukus mengandung 90 persen vitamin C yang terdapat dalam jeruk segar dan mengandung kalsium yang nilainya hampir separuh yang ditawarkan segelas susu.

SARAN KAMI
Jangan 'lenyapkan' keberadaan brokoli dari menu harian yang terhidang di meja makan Anda.



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

Brokoli, The Crown Jewel of Nutrition

Brokoli, The Crown Jewel of Nutrition



Brokoli, sayuran yang sangat digandrungi mantan Presiden AS Bill Clinton dan dibenci penggantinya, George Bush, ternyata punya khasiat luarbiasa buat kesehatan. Sayuran yang berasal dari Italia ini mengandung sulforaphane, yang membunuh kuman pengganggu kerja lambung bernama heliobacterpylori.
Kuman ini penyebab utama kasus luka dan kanker lambung.

Selain itu, brokoli bersifat anti acetylcholinesterase yang baik bagi penderita alzheimer. Penelitian di King's College, London, Inggris, menyatakan, brokoli mempunyai sifat tersebut yang paling kuat dibandingkan sayuran lainnya.

Lantaran mengandung banyak vitamin dan mineral, brokoli dijuluki The Crown Jewel of Nutrition. Brokoli mengandung vitamin A, potasium, folacin, zat besi dan fiber. Setiap 25 gr brokoli mengandung kalsium setara dengan susu. Di AS sendiri, selama 25 tahun sejak kedatangannya, konsumsi brokoli meningkat hingga 940 persen! Begitu populernya brokoli di AS, sehingga ketika Dana Varvey di acara Saturday Night Live menyanyikan lagu yang ada kalimat Choppin' Brokoli buat Sigourney Weaver, lagu itu menjadi populer. Dan tahukah Anda, ketika Bush menyatakan ketidaksukaannya pada brokoli, langsung saja para petani mengirimkan berton-ton brokoli ke Gedung Putih sebagai tanda protes.

Brokoli sendiri di Indonesia kian populer, terutama di kota-kota besar. Brokoli bisa ditumis, dijadikan salad, disup, bahkan dijadikan jus.



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

Lelaki Sejati


Lelaki sejati..


Seberapa sejatikah engkau sebagai seorang lelaki ? Pertanyaan ini pantas diajukan kepada seluruh pria, khusunya kaum pria DJP. Tapi, penting juga buat para gadis.

Lelaki sejati dapat dilihat tentunya dari sikap dan perilakunya sehari-hari. Antara lain :

1. Lelaki sejati bukanlah pria yang suka pamer dengan kekuatannya

Tangan lelaki diciptakan kuat dan perkasa untuk melindungi kaum yang lebih lemah darinya, yaitu wanita. Karena itu lelaki yang suka melakukan kekerasan terhadap wanita, sekecil apapun kualitasnya, dia bukanlah lelaki sejati. Meski dia berotot, gagah, perkasa atau apalah sinonimnya, dia tidak bisa dimasukkan dalam golongan lelaki sejati jika dia tidak mampu mengendalikan kekuatannya untuk melindungi. Lelaki sejati juga bukan dilihat dari seberapa berat beban yang bisa dia angkat, namun dari setiap keputusan yang diambil dalam kehidupannya.

2. Lelaki sejati bukan dilihat dari materinya, pekerjaan, karir, jabatan atau komunitasnya

Seorang wanita mungkin saja akan mensyaratkan hal-hal tersebut untuk memilih seorang pria. Tapi semua itu tidaklah menjamin bahwa pria tersebut benar-benar lelaki sejati. Bukan dari materinya tapi justru dari ketulusannya mencintai wanita. Bisa saja dia kaya raya, tapi dia menganggap Anda tidak cukup berarti dibandingkan kekayaannya, jadi Anda, para wanita, akan menderita, sangat menderita jika hidup bersama pria yang sempurna secara finansial tapi tidak menghargai Anda dengan ketulusan cintanya.

3. Lelaki sejati bukan dilihat dari fisiknya

Sekeren, semacho apapun seorang pria, bukan jaminan dia adalah lelaki sejati. Banyak pria ganteng diluar sana, tapi moralnya hancur-hancuran. Bahkan saat ini juga sudah banyak " PSK " pria yang menjajakan fisiknya untuknya tante-tante kaya yang kesepian, karena suaminya sibuk berbisnis. Jadi, jangan lihat fisiknya ya. Ucok Baba sendiri bisa dikategorikan pria sejati lho ! Meski fisiknya tidak sempurna, tapi dia seorang kepala keluarga yang baik buat istri dan anak-anaknya. So, lelaki sejati bukan dilihat dari bidangnya bahu yang dimilkinya ( sehingga para wanita akan sangat nyaman menyentuhnya ), tapi dari hati yang berada di balik dada itu.

4. Lelaki sejati dilihat dari cara orang lain menghormatinya

Banyak orang-orang "terhormat" diluar sana, yang dipuja dan dipuji, tapi di belakangnya orang-orang mengecam. Namun, ada juga pria yang mendapat tempat terbaik di hati semua orang karena perilakunya yang lembut, caranya menyelesaikan masalah yang sangat arif, cara dia menyapa semua orang yang ditemuinya, konsistensinya menjalankan agama dan prinsip-prinsip-prinsip hidupnya, dan tentu saja kalau dia berhasil me-'" manage " seluruh anggota keluarganya dengan baik.

Bagaimana, setuju kah?



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

10 ciri-ciri wanita impian pria untuk menjadi kekasihnya


Nggak cukup cantik dan seksi saja untuk membuat pria tergila-gila. Di artikel kali ini, pria buka-bukaan soal tipe pacar ideal yang akan membuat kaum adam bertekuk lutut dan tak berpaling lagi. Apa tuh?

Walau awalnya bahagia, lama-lama pria juga akan bosan punya kekasih cantik dan seksi namun tak bisa diajak bicara. Wanita semacam ini hanya untuk dikagumi, namun tak akan duduk di urutan pertama wanita yang akan diincar untuk menjadi pasangan hidup.

Dilansir Askmen, para pria buka mulut soal wanita idaman yang akan membuat mereka tergila-gila. Hasilnya, ini dia 10 ciri-ciri wanita impian pria untuk menjadi kekasihnya. Kita hitung mundur ya!

10. Wanita yang Mandiri
Tak ada seorang pria pun yang ingin menjadi baby sitter untuk pacarnya. Pria lebih suka wanita yang mandiri bahkan bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan usahanya sendiri. Ia justru akan meminjamkan bahunya ketika sang pria membutuhkan. Namun walau semandiri apapun, pria juga selalu ingin merasa dibutuhkan.

Boleh saja bergantung pada pria tapi jangan keterlaluan. Sesekali Anda boleh kok manja dan minta tolong tapi jika terlalu bergantung bisa-bisa dia kabur. Selain itu, seorang wanita yang mandiri biasanya amat sangat bisa diandalkan. Ia bisa mengatur sendiri hidupnya dengan baik dari sisi finansial ataupun emosional. Ia pun bisa menikmati waktu jauh dari Anda walaupun rasa rindu itu tak bisa tertahankan.

9.Wanita yang Cerdas
Seorang wanita yang cerdas punya berbagai cara agar membuat pria tidak merasa bosan ketika berada di dekatnya. Ia akan selalu memberikan kejutan kecil yang mungkin tak pernah Anda duga. Seorang wanita yang cerdas tentunya juga memiliki wawasan yang luas di luar masalah kecantikan dan model baju terbaru. Para pria tentunya akan sangat senang jika memiliki lawan bicara yang bisa merespon dengan baik topik yang dibicarakan.

8.Wanita yang Satu Hati soal Seks
Seks bisa menjadi masalah yang paling penting dewasa ini. Ketidakcocokan masalah seks bisa jadi problem yang mengganjal dalam hubungan Anda. Seorang pacar yang hebat sedikitnya mengerti selera seksual kekasihnya. Tidak harus secara keseluruhan dan menuruti semua hasrat sang kekasih. Tapi setidaknya mengerti, berkomunikasi secara terbuka dan bisa mengimbangi serta mengendalikan ke hal yang positif.

7. Wanita yang Cantik
Mungkin ini adalah hal yang biasa, tapi juga penting. Layaknya istri, pacar yang hebat juga pastinya ingin selalu terlihat cantik di mata kekasihnya. Bukan hanya untuk Anda setidaknya untuk dirinya sendiri. Ia selalu berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Ingat, cantik bukan berarti ia harus berdandan bak model dunia. Yang penting bersih, serasi dan sesuai dengan kondisi.

6. Wanita yang Menghormati Kekasihnyai
Ini hal yang penting. Pria senang punya pacar yang menghormati dan menghargainya sebagai lelaki. Intinya, dia adalah wanita yang selalu mendengarkan Anda walaupun ia tak selalu setuju dengan pendapat dan pemikiran Anda. Dan tentunya ia juga tak pernah lelah berada disisi Anda ketika saling membutuhkan. Pacar yang baik tak akan melecehkan atau membuat Anda malu di depan teman-teman ataupun keluarga dan selalu membicarakan masalah pribadi hanya untuk kalian berdua saja.

5. Wanita yang Menghargai Kepribadian Kekasihnya
Secara tak sadar kadang sifat pria berubah sesuai dengan keinginan kekasihnya. Sifat-sifat dan kebiasaan ala lelaki menjadi berkurang atau hilang sama sekali karena perintah sang pacar. Nah, kekasih semacam ini biasanya akan dihindari pria. Walau cinta mati pada kekasihnya, seorang lelaki tetap merasa perlu waktu untuk berkumpul dengan teman-teman lelakinya.

Pria dan Wanita punya kebiasaan masing-masing yang sangat berbeda. Hargai perbedaan masing-masing dan berikan waktu untuk kehidupan lain di luar kisah asmara Anda.Kekasih yang dengan penuh pengertian memberika waktu bahkan mendukung jika kekasihnya hang-out bersama teman-temannya justru membuat pria makin tergila-gila.

4. Wanita Bisa Mengontrol Emosi
Pada dasarnya semua wanita cenderung menjadi tukang ngomel. Pacar yang baik tahu kapan waktunya untuk menahan amarah dan kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkannya. Beberapa perilaku pria kerap membuat wanita terganggu, hal ini lah yang kerap menyebabkan perselisihan. Pada kesalahan-kesalahan kecil usahakan untuk bicarakan secara baik-baik, tak perlu tensi tinggiNggak cukup cantik dan seksi saja untuk membuat pria tergila-gila. Di artikel kali ini, pria buka-bukaan soal tipe pacar ideal yang akan membuat kaum adam bertekuk lutut dan tak berpaling lagi. Apa tuh?

Walau awalnya bahagia, lama-lama pria juga akan bosan punya kekasih cantik dan seksi namun tak bisa diajak bicara. Wanita semacam ini hanya untuk dikagumi, namun tak akan duduk di urutan pertama wanita yang akan diincar untuk menjadi pasangan hidup.

Dilansir Askmen, para pria buka mulut soal wanita idaman yang akan membuat mereka tergila-gila. Hasilnya, ini dia 10 ciri-ciri wanita impian pria untuk menjadi kekasihnya. Kita hitung mundur ya!

10. Wanita yang Mandiri
Tak ada seorang pria pun yang ingin menjadi baby sitter untuk pacarnya. Pria lebih suka wanita yang mandiri bahkan bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan usahanya sendiri. Ia justru akan meminjamkan bahunya ketika sang pria membutuhkan. Namun walau semandiri apapun, pria juga selalu ingin merasa dibutuhkan.

Boleh saja bergantung pada pria tapi jangan keterlaluan. Sesekali Anda boleh kok manja dan minta tolong tapi jika terlalu bergantung bisa-bisa dia kabur. Selain itu, seorang wanita yang mandiri biasanya amat sangat bisa diandalkan. Ia bisa mengatur sendiri hidupnya dengan baik dari sisi finansial ataupun emosional. Ia pun bisa menikmati waktu jauh dari Anda walaupun rasa rindu itu tak bisa tertahankan.

9.Wanita yang Cerdas
Seorang wanita yang cerdas punya berbagai cara agar membuat pria tidak merasa bosan ketika berada di dekatnya. Ia akan selalu memberikan kejutan kecil yang mungkin tak pernah Anda duga. Seorang wanita yang cerdas tentunya juga memiliki wawasan yang luas di luar masalah kecantikan dan model baju terbaru. Para pria tentunya akan sangat senang jika memiliki lawan bicara yang bisa merespon dengan baik topik yang dibicarakan.

8.Wanita yang Satu Hati soal Seks
Seks bisa menjadi masalah yang paling penting dewasa ini. Ketidakcocokan masalah seks bisa jadi problem yang mengganjal dalam hubungan Anda. Seorang pacar yang hebat sedikitnya mengerti selera seksual kekasihnya. Tidak harus secara keseluruhan dan menuruti semua hasrat sang kekasih. Tapi setidaknya mengerti, berkomunikasi secara terbuka dan bisa mengimbangi serta mengendalikan ke hal yang positif.

7. Wanita yang Cantik
Mungkin ini adalah hal yang biasa, tapi juga penting. Layaknya istri, pacar yang hebat juga pastinya ingin selalu terlihat cantik di mata kekasihnya. Bukan hanya untuk Anda setidaknya untuk dirinya sendiri. Ia selalu berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Ingat, cantik bukan berarti ia harus berdandan bak model dunia. Yang penting bersih, serasi dan sesuai dengan kondisi.

6. Wanita yang Menghormati Kekasihnyai
Ini hal yang penting. Pria senang punya pacar yang menghormati dan menghargainya sebagai lelaki. Intinya, dia adalah wanita yang selalu mendengarkan Anda walaupun ia tak selalu setuju dengan pendapat dan pemikiran Anda. Dan tentunya ia juga tak pernah lelah berada disisi Anda ketika saling membutuhkan. Pacar yang baik tak akan melecehkan atau membuat Anda malu di depan teman-teman ataupun keluarga dan selalu membicarakan masalah pribadi hanya untuk kalian berdua saja.

5. Wanita yang Menghargai Kepribadian Kekasihnya
Secara tak sadar kadang sifat pria berubah sesuai dengan keinginan kekasihnya. Sifat-sifat dan kebiasaan ala lelaki menjadi berkurang atau hilang sama sekali karena perintah sang pacar. Nah, kekasih semacam ini biasanya akan dihindari pria. Walau cinta mati pada kekasihnya, seorang lelaki tetap merasa perlu waktu untuk berkumpul dengan teman-teman lelakinya.

Pria dan Wanita punya kebiasaan masing-masing yang sangat berbeda. Hargai perbedaan masing-masing dan berikan waktu untuk kehidupan lain di luar kisah asmara Anda.Kekasih yang dengan penuh pengertian memberika waktu bahkan mendukung jika kekasihnya hang-out bersama teman-temannya justru membuat pria makin tergila-gila.

4. Wanita Bisa Mengontrol Emosi
Pada dasarnya semua wanita cenderung menjadi tukang ngomel. Pacar yang baik tahu kapan waktunya untuk menahan amarah dan kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkannya. Beberapa perilaku pria kerap membuat wanita terganggu, hal ini lah yang kerap menyebabkan perselisihan. Pada kesalahan-kesalahan kecil usahakan untuk bicarakan secara baik-baik, tak perlu tensi tinggi. Pria akan lebih mudah mendengarkan wanita dalam nada yang lembut.

3. Wanita Cepat Akrab Dengan Teman dan Keluarga Kekasihnya
Pacar yang hebat tak sekadar mau membantu ibu Anda di dapur, mendengarkan cerita ayah Anda dan hang out bersama teman-teman Anda. Ia melakukan hal tersebut bukan hanya untuk menyenangkan kekasihnya, tapi benar-benar menikmati kegiatan tersebut dan melakukannya dengan sepenuh hati. Pacar yang baik sangat menghargai orang-orang yang dianggap penting oleh kekasihnya.

Dia juga tak akan meminta pria pujaan hatinya untuk menjauhi teman-teman dekatnya. Ketika teman si pria sedang patah hati, pacar yang baik akan menyarankan kekasihnya untuk mengajak sahabatnya pergi bersenang-senang. Bukti bahwa kekasih Anda demikian adalah, teman-teman Anda tak akan bersikap negatif atau terkesan berat hati jika pacar Anda akan hang-out bersama mereka.

2. Wanita yang Mencintai Sepenuh Hati
Jika Anda menemukan wanita yang mencintai Anda dengan sungguh-sungguh, apa adanya dan tanpa rekayasa sebaiknya jangan sia-siakan dia. Wanita yang tidak berusaha mengubah kekasihnya sangat sulit untuk ditemukan. Tentu saja setiap orang punya kebiasaan yang menjengkelkan tapi, jika ia mencintai Anda sepenuh hati, ia pasti akan berusaha memakluminya. Cara lain untuk mengetahui ia sangat mencintai Anda adalah coba perhatikan cara ia memandang dan memperlakukan Anda. Jika Anda tak merasakan getaran-getaran cinta sebaiknya jangan dipaksakan. Jika ia mencintai Anda, sedikit hal sepele bisa jadi penting untuknya.

1. Wanita Menjadikan Anda Pria yang Lebih Baik
Pada dasarnya setiap pria yang memiliki kekasih atau istri yang hebat akan berkata pasangannya lah yang membuatnya ingin menjadi orang yang lebih baik. Tak perlu kata-kata atau tindakan untuk membuat si pria merasa demikian. Hal tersebut terjadi begitu saja tanpa disadari.

Secara otomatis sang pria akan berusaha memperbaiki hidupnya, lebih perhatian pada adik perempuannya, berusaha mengatur hidupnya lebih baik, dan melakukan berbagai hal untuk membuat dirinya lebih baik. Secara tak sadar si pria kadang-kadang juga tak menyadari apa motivasinya melakukan itu semua. Well, itu semua pastinya karena cinta!

 



Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!

Identitas Seksual Menurut Inisial


Identitas seksual Menurut Inisial.


A
Anda jauh dari romantis. Lebih tertarik pada tindakan, sih. Ada prinsip 'apa yang dilihat, itulah yang didapat'. Anda pasti tidak sabar main mata atau pegangan tangan di gedung bioskop. Maunya langsung tancap, hehehe. Maka tidak ada tempat bagi seseorang yang malu-malu kucing, manis, pura-pura sopan atau muna. "Sudah bukan jamannya isyarat yang tak jelas" kata Anda. Padahal, secara penampilan luar, tidak kelihatan lho, bahwa Anda itu penuh gairah dan seksi..

B
Duh, romantisnya. Bukankah Anda suka suasana makan malam yang indah? Anda juga suka menerima hadiah-hadiah sebagai tanda cinta dari pasangan. Anda ingin dimanja dan tahu bagaimana memanjakan dia. Anda sangat pribadi dalam menunjukkan rasa cinta dan khususnya saat bercinta. Anda akan menahan semuanya sampai segala sesuatu sesuai. Anda mampu mengontrol hasrat dan puasa dari seks bila harus. Anda membutuhkan sensasi dan pengalaman baru. Anda ingin bereksperimen.

C
Anda adalah pribadi yang sangat sosial. Maka hubungan pribadi sangatlah penting. Anda butuh kedekatan dan kebersamaan. Anda harus dapat bicara dengan pasangan sebelum, selama dan sesudah bercinta. Anda ingin, objek kasih sayang haruslah bisa diterima secara sosial, untuk itu doi harus ganteng atau cantik. Anda melihat kekasih sebagai teman dan pendamping. Anda adalah orang yang sangat seksi dan sensual. Yang Anda butuhkan adalah seseorang yang menghargai dan hampir memuja Anda. Nah, ketika itu tak tercapai, Anda tega meninggalkannya dalam waktu lama tanpa aktivitas seks sama sekali. Anda adalah seorang ahli dalam mengontrol keinginan.

D
Semangat Anda besar sekali dalam mengejar sesuatu yang diinginkan. Kenapa? Seperti tak ada kata menyerah. Tapi Anda sangat ngemong dan peduli pada masalah orang lain. Di luar itu, Anda sangat seksi. Bergairah. Setia dan penuh semangat dalam membina hubungan meski kadang posesif dan pencemburu. Seks, bagi Anda adalah hal yang menyenangkan dan harus dinikmati. Anda terdorong oleh hal-hal eksentrik dan tak biasa, bebas dan terbuka. Untuk yang terakhir ini waspadalah.

E
Ternyata
, kebutuhan terbesar Anda adalah bicara. Jika teman kencan bukan pendengar yang baik, hubungan bisa buruk. Maka carilah pacar yang menarik secara intelektual. Jika tidak, Anda tak akan tertarik secara seksual padanya. Sehari-hari, Anda benci ketidakharmonisan, tapi menikmati perdebatan. Aneh ya? Anda juga suka main mata, dengan kilah: tantangan itu lebih penting dibanding tindakan seksual. Boleh dipercaya kok, Anda sangat setia begitu sudah menjatuhkan hati. Tapi kesetiaan itu tak cukup berarti bagi kekasih Anda jika ia bukan orang pintar. Karena Anda bisa tertidur dengan buku di pelukan.

F
Jangan terlalu idealis-lah. Anda juga sangat memuja lawan-jenis. Yang Anda cari adalah pasangan hidup terbaik. Nggak gampang lho. Karena Anda merasa sangat setia pada pasangan? Atau karena Anda merasa sensual, seksi? Di depan banyak orang, Anda suka pamer, lho. Suka kemewahan dan kecantikan. Di balik sifat romantis yang Anda miliki. Sehingga adegan cinta dramatis adalah fantasi favorit Anda di masa silam. Tapi, sebagai kekasih, Anda sangat baik hati kok.

G
Anda orang yang sangat pemilih, lho. Sukanya pada kesempurnaan diri, dan apalagi kekasih. Anda hanya menanggapi orang-orang yang status serta intelektualitasnya lebih. Di tempat tidur, Anda tahu bagaimana meraih puncak stimulasi erotis karena Anda mengerjakannya dengan amat cermat. Anda dapat menjadi seseorang yang amat aktif secara seksual ketika menemukan waktu yang tepat. Tugas-tugas dan tanggung jawab, mengatasi hal-hal lain. Anda mungkin sulit dekat secara emosi dengan seorang kekasih, tetapi tidak kesulitan dekat secara seksual.

H
Anda mencari pasangan yang dapat menaikkan reputasi dan mendapatkan keterampilan. Anda sangat baik terhadap kekasih sekali waktu menjalani komitmen. Hadiah-hadiah Anda sebenarnya merupakan investasi bagi pasangan. Sebelum menjalani komitmen, Anda cenderung berhemat dan berhati-hati terhadap pengeluaran dan kebiasaan berkencan serta sama hati-hatinya dengan keterlibatan secara seksual. Anda adalah kekasih yang sensual dan sabar.

I
Anda memiliki kebutuhan besar untuk dicintai, dihargai, bahkan dipuja. Anda menikmati kemewahan, sensualitas dan kenikmatan ragawi. Anda mencari kekasih yang tahu apa yang dikerjakan. Anda tidak tertarik orang-orang amatir kecuali mereka yang membutuhkan tutor. Anda cerewet dan menghabiskan banyak tenaga untuk menjadikan terpenuhinya keinginan. Anda butuh eksperimen dan mencoba mode baru untuk kegiatan seks. Anda mudah bosan sehingga membutuhkan petualangan dan perubahan seksual. Anda lebih sensual daripada seksual tetapi kadang menurun menjadi terlalu bernafsu, hihihi…

J
Anda sangat romantis dan terkait dengan kemewahan cinta. Memiliki pasangan adalah hal yang sangat penting bagi Anda. Anda bebas dalam menyatakan cinta dan ingin mengambil kesempatan, mencoba pengalaman seks dan pasangan baru, membuat semuanya terasa enak. Otak, memicu Anda. Anda harus merasa bahwa pasangan mendorong secara intelektual. Bila tidak, Anda akan kesulitan menjaga hubungan dengannya. Anda membutuhkan cinta, butuh disayang, butuh suasana yang mewah, pokoknya dihargai.

K
Tak ada kata lain, kecuali: Anda benar-benar luar biasa mengagumkan

L
Anda sangat romantis, idealis kadang percaya bahwa mencintai itu artinya berkorban. Anda mengakhiri hubungan atau berhenti menarik hati orang yang punya masalah tak biasa. Anda melihat diri sendiri sebagai penyelamat kekasih. Anda tulus, penuh kasih, penuh nafsu dan mimpi. Anda mudah jatuh cinta. Anda sering berfantasi dan terdorong oleh film dan majalah. Anda tidak mengatakan rahasia hidup kepada orang lain. Apalagi fantasi seksual Anda.

M
Emosional dan bersemangat, deh. Ketika terlibat dalam sebuah hubungan, Anda melempar seluruh diri Anda di dalamnya. Tak ada yang bisa menghentikan. Tak satu palang pun mampu menghalang. Anda habis-habisan, dan mengidamkan seseorang yang sama : penuh kasih dan bersemangat. Anda percaya pada kebebasan seksual total. Anda ingin mencoba semua. Pasokan energi seksual Anda seolah tak pernah mati. Anda juga senang bertindak seperti 'ibu' bagi pasangan. Asyik, kan?

N
Sori, Anda payah di tempat tidur !

O
Anda sangat tertarik kegiatan seksual tapi sangat tertutup dan malu mengakui hasrat itu. Anda bisa mengarahkan banyak energi seksual untuk menghasilkan uang dan atau mencari kekuasaan. Anda dengan mudah dapat memperpanjang periode lajang Anda. Anda penuh kasih, penuh gairah, pecinta seks, dan menuntut hal yang sama dari pasangan. Seks adalah hal yang serius sehingga Anda meminta keragaman intensitas dan ingin mencoba semua. Kadang, gairah Anda berubah menjadi posesif yang harus terus dicek.

P
Anda sangat sadar akan norma sosial. Anda tak akan berpikir untuk melakukan sesuatu yang membahayakan
citra atau reputasi. Penampilan itu penting. Anda membutuhkan pasangan yang kelihatan tampan atau cantik, tapi juga pandai. Anehnya, Anda memandang pasangan sebagai musuh untuk mendorong getaran seks. Anda relatif bebas dari gangguan seksual. Anda mau bereksperimen dan mencoba cara baru. Anda sangat sosial dan sensual. Anda menikmati main mata dan membutuhkan cukup banyak penghargaan dari segi fisik.

Q
Anda butuh aktivitas dan dorongan konstan. Anda punya banyak sekali energi fisik. Tak mudah bagi seorang pasangan untuk tetap bersama Anda, baik secara seksual maupun hal lain. Anda adalah kekasih yang antusias dan cenderung tertarik pada orang dari kelompok etnis lain. Anda butuh roman, jantung hati dan bunga serta perbincangan untuk menaikkan gairah dan berlanjut ke kegiatan seks.

R
Anda orang yang sangat logis dan berorientasi pada tindakan. Anda butuh seseorang yang dapat mengikuti langkah, dan secara intelektual menyamai, syukur lebih cerdas. Anda menjadi bergairah karena dorongan pikiran dibanding badan yang indah. Tapi, ketertarikan fisik juga amat penting bagi Anda. Maka, si dia harus orang yang bisa dibanggakan. Secara pribadi, Anda sangat seksi, dan beranggapan seks itu penting, sehingga sisi negatifnya Anda dapat menjadi pasangan yang sangat menuntut.

S
Anda
sangat tertutup. Suka menahan diri dan malu. Padahal Anda cukup sensual dan bengairah. Hanya dalam keintiman pribadi Anda membiarkan alam membuka rahasia Anda. Ketika seks menjadi hal fundamental, Anda adalah seorang ahli. Anda tahu semua trik kecil, dan sanggup bersandiwara atau bermain-main dan membuat kehidupan cinta menjadi sangat serius. Anda punya kesabaran untuk menunggu orang yang tepat.

T
Anda sangat sensitif, pribadi, dan pasif secara seksual. Anda menyukai pasangan yang mengambil pimpinan. Musik, lampu temaram, dan pikiran romantis menaikkan gairah Anda. Anda berfantasi tetapi tidak mudah jatuh cinta. Ketika sedang kasmaran, Anda romantis, idealis, menggelegak, dan amat bersemangat. Anda menikmati saat pikiran dan perasaan terdorong, terangsang dan tergoda. Anda adalah orang yang mahir dalam bermain mata. Anda mampu membuat hubungan seperti mimpi.

U
Anda antusias dan idealis ketika sedang jatuh cinta. Anda jatuh pada orang-orang yang memuja. Anda melihat roman sebagai tantangan. Anda adalah seorang penjelajah dan butuh petualangan, kehebohan dan kebebasan. Anda hanya berurusan dengan hubungan yang potensial. Anda merasa nikmat memberi hadiah dan melihat pasangan terlihat cantik atau tampan. Dorongan seks Anda kuat dan bernafsu untuk langsung dikagumi. Anda ingin menempatkan kesenangan pasangan di atas keinginan diri sendiri.

V
Anda itu individualis dan butuh kebebasan. Anda menunggu sampai kenal seseorang dengan baik sebelum berkomitmen. Mengenal seseorang, berarti menjiwainya. Anda merasa butuh mengerti isi kepalanya untuk mengerti apa yang mambuatnya bergerak. Anda tertarik pada orang-orang eksentrik. Seringkali, ada perbedaan usia antara Anda dan pasangan. Anda menikmati bahaya, gairah dan ketegangan. Adegan gay membuat Anda bergairah meski Anda bukan gay.

W
Anda
sangat bangga, tekun dan menolak tantangan jika mengejar cinta. Ego Anda dipertaruhkan. Anda romantis, idealis dan sering jatuh cinta dengan cinta itu sendiri dan tidak melihat pasangan sebagai dirinya sendiri. Anda merasa benar-benar melemparkan seluruh diri Anda ke dalam hubungan. Tak ada yang terlalu baik untuk pasangan. Anda menikmati percumbuan.

X
Anda butuh stimulasi konstan karena mudah bosan. Anda dapat berpacaran dengan lebih dari satu orang dengan mudah. Anda tak dapat mematikan pikiran. Anda terus bicara selagi bercinta. Anda punya hubungan cinta yang hebat, semuanya oleh diri sendiri dan di dalam kepala.

Y
Anda seksi, sensual dan sangat mandiri. Bila tak mendapatkannya dengan cara Anda sendiri, Anda menghentikan segala sesuatunya. Anda ingin mengontrol hubungan yang tidak selalu berjalan baik. Anda merespon dorongan fisik, menikmati sentuhan di leher dan menghabiskan berjam-jam hanya untuk menyentuh, merasakan dan mengeksplorasi. Namun jika Anda menghabiskan waktu mencari uang, Anda akan menghentikan kesenangan ragawi ini sementara waktu. Anda merasa perlu membuktikan pada diri sendiri dan pasangan, betapa hebatnya Anda sebagai seorang kekasih. Anda ingin umpan balik soal kinerja. Anda teman tidur yang terbuka, mendorong dan romantis.

Z
Bagi Anda, bisnis harus didahulukan dibanding seks. Jika Anda diganggu urusan karir, bisnis atau urusan uang, Anda akan susah untuk rilek dan mendapat mood untuk bercinta. Anda idealis, romantis terhadap tanggungjawab dan merasa harus sangat sensual. Anda tak pernah kehilangan kontrol terhadap emosi. Anda sangat hati-hati sebelum memberikan hati dan tubuh untuk urusan satu ini. Sekali Anda berkomitmen, Anda akan lekat seperti lem.

 



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

Mengenal Alzheimer


Mengenal Alzheimer
Melok R. Kinanthi, M.Psi, Psikolog

Pendahuluan

 

Oleh masyarakat awam, pikun sering kali dianggap sebagai gejala penuaan yang secara alamiah terjadi pada setiap manusia yang sudah memasuki tahap lanjut usia. Nyatanya, pikun bukanlah sekedar gejala penuaan yang wajar terjadi. Dalam kajian medis, pikun dapat ditenggarai sebagai ciri-ciri penyakit Alzheimer, yakni sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Pada tahun 2005, penderita Demensia di kawasan Asia Pasifik berjumlah 13,7 juta orang, dan menjelang 2050 jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 64,6 juta orang.

Mengingat 'pikun' sebagai ciri utama penyakit ini, tidak berlebihan kiranya bila banyak orang mengira Alzheimer merupakan penyakit khas yang hanya menimpa individu lanjut usia. Terlebih lagi, hasil penelitian WHO menunjukan dari satu milyar penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun, 10 % nya merupakan pengidap Alzheimer (2003). Namun pada kenyataannya penyakit ini tidak hanya menimpa para individu lanjut usia saja, Individu usia produktif pun dapat juga terkena penyakit ini. Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini, baik secara fisik maupun psikologis pun tidak main-main. Penderita Alzheimer, dapat mengalami kematian mental secara perlahan-lahan sebelum mereka mengalami kematian fisik. Dukungan sosial dari lingkungan di sekitar penderita kiranya amat sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka yang terkena Alzheimer. Itulah kira-kira inti pesan yang hendak disampaikan oleh film A Moment to Remember. Film yang diproduksi oleh Korea ini juga hendak mensosialisasikan bahwa Alzheimer dapat menimpa siapa saja, dan oleh karenanya penegetahuan mengenai penyakit ini wajib diketahui agar dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin, atau bila sudah terlanjur terkena, semoga manajemen perawatan yang baik secara holistic dapat meningkatkan kualitas hidup para penderitanya.


PEMBAHASAN

Gangguan Fungsi Kognitif (Cognitive Disorder)

 


Untuk dapat memahami penyakit Alzheimer secara komprehensif, maka ada baiknya kita telusuri terlebih dahulu kedudukan penyakit ini sebagai bagian dari Gangguan Fungsi Kognitif (Cognitive Disorder).

 

Ada tiga jenis gangguan yang tergolong dalam Cognitive Disorder ini, yaitu Delirium, Dementia, dan Amnesia. Ketiganya memiliki suatu persamaan, yakni adanya ciri khas Cognitive Disorder berupa kerusakan pada sistem kognisi individu, yang meliputi proses mengingat, kemampuan berbahasa, dan konsentrasi.

Delirium merupakan gangguan kesadaran dan penurunan fungsi kognisi yang berlangsung dalam periode yang singkat. Delirium disebabkan oleh kondisi medis, penggunaan zat (seperti narkoba, pengobatan, atau racun), maupun kombinasi keduanya. Demensia merupakan penurunan fungsi kognisi yang lebih kompleks, lebih stabil dan lebih lama (bila dibandingkan dengan delirium), termasuk didalamnya terdapat kerusakan memori. Meski sama-sama melibatkan kerusakan kognitif, pada demensia kerusakan kognitif yang terjadi lebih menetap dan lebih stabil bila dibandingkan dengan delirium. Perbedaan lain, bila pasien demensia masih tetap bisa dalam kondisi terjaga (sadar), maka kesadaran pasien delirium telah menurun. Mengenai demensia akan diuraikan lebih lanjut pada segmen berikutnya.

 


Selain delirium dan demensia, jenis gangguan kognisi yang lain adalah amnesia. Bila yang terjadi pada delirium dan demensia, pasien mengalami kerusakan fungsi kognitif di beberapa sektor (tidak hanya memori, namun juga fungsi bahasa dan konsentrasi), maka pasien amnesia hanya murni mengalami kerusakan fungsi memori saja.

Demensia

 


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya demensia merupakan salah satu jenis gangguan fungsi kognitif yang ditandai dengan kerusakan memori, dan minimal salah satu dari kondisi tersebut ini ; aphasia, apraxia, agnosia, atau gangguan fungsi eksekutif. Demesia terdiri dari berbagai macam tipe. Alzheimer merupakan salah satu diantaranya. Jenis demensia yang lain adalah : Vascular dementia, Dementia due to other general medical condition (HIV, Trauma kepala, Parkinson, Huntington), Substance induced persisting dementia, Dementia due to multiple etiologies, Dementia not other specified.

 


Penurunan fungsi kognitif pada penderita demensia harus terjadi secara signifikan, menyebabkan gangguan pada fungsi sosial atau pekerjaan individu , dan mencerminkan adanya suatu penurunan ke level yang lebih rendah daripada sebelumnya.

 

Individu dengan demensia tidak dapat mempelajari materi baru, atau mereka lupa dengan materi yang telah diajarkan. Mereka bisa kehilangan dompet, kunci, lupa sedang memasak makanan, ataupun tersesat. Pada taraf dementia yang lebih parah, individu dapat lupa dengan pekerjaannya, sekolah, ultah, anggota keluarga.

 

Seperti sudah dijelaskan di bagian awal, bahwa demensia memiliki ciri-ciri khas, yakni penurunan fungsi kognitif, yang meliputi Aphasia, Apraxia, Agnosia, dan gangguan eksekutif.
Aphasia merupakan penurunan atau kerusakan pada fungsi bahasa. Aphasia tercermin dalam bentuk; susah menyebutkan nama orang atau objek; ucapan individu terdengar "kabur", tidak jelas; long circumlocutory phrases; banyak menggunakan kata-kata indefinit, seperti itu atau ini; pengulangan bahasa. Pada taraf dementia yang sudah parah, individu dapat menjadi bisu (mute) atau mengalami penurunan pola bicara secara progresif, seperti ekolalia (meniru apa yang didengar) atau palilaia (mengucapkan kata berulang-ulang).

 

Apraxia merupakan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik meskipun tidak ada kerusakan motorik (alat motorik lengkap & berfungsi) dan fungsi sensori. Mereka tidak bisa melakukan gerakan untuk penggunaaan objek, misalnya menyisir rambut dengan sisir atau melakukan gerakan motorik seperti melambaikan tangan. Apraxia membuat individu tidak dapat memasak, mengenakan pakaian, dsj.

 

Agnosia merupakan ketidakmampuan mengenali objek meski tidak ada kerusakan fungsi sensori. Meskipun hasil pemeriksaan kesehatan menunjukan bahwa indra penglihatan individu normal, namun ia tidak dapat mengenali benda-benda seperti pensil, anggota keluarga, bahkan wajahnya sendiri di cermin. Demikian pula, dengan fungsi taktil yang normal, mereka tetap tidak mampu mengidentifikasikan objek yang diletakan di tangan mereka dengan menyentuh objek itu.

 

Gangguan ekskutif merupakan kemampuan untuk berpikir abstrak dan merencanakan, inisiatif, monitoring, dan perilaku kompleks lainnya. Termasuk kemampuan untuk memilah mental set. Ketidakmampuan berpikir abstrak ditunjukan oleh individu dengan mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal baru, atau menghindari situasi yang membutuhkan proses informasi baru dan kompleks.


Alzheimer : Suatu Jenis Demensia

 


Penyakit alzheimer ditemukan oleh dr. Alois Alzheimer, tahun 1907. Meski banyak sejumlah tokoh dunia ternama yng mengidap penyakit ini, publikasi yang minim tentang Alzheimer membuat keberadaan pnyakit ini baru popular sejak 1994 pada saat Ronald Reagan, mantan presiden AS, diketahui mengidap Alzheimer.

 


Alzheimer, dengan ciri utama pikun, merupakan suatu PENYAKIT, bukan proses perjalanan usia yang normal. Dalam DSM IV TR, disebutkan bahwa seseorang apat didiagnosa mengidap penyakit Alzheimer bila memenuhi kriteria berikut ini

 

A. Mengalami penurunan fungsi kognitif yang kompleks, meliputi:
a.1 Kerusakan memori (tidak dapat mempelajari materi baru & gagal memanggil kembali info yang telah dipelajari).

 

a.2 Penurunan fungsi kognitif meliputi satu (atau lebih) gangguan berikut: Aphasia , Apraxia, Agnosia, Gangguan Fungsi Eksekutif.

 

Gejala pada kriteria A, bukan disebabkan oleh kondisi sistem syaraf (Cerebrovascular disease, Parkinson, Huntington's, Subdural hematoma, Normal-pressure hydrocephalus, Brain tumor) atau disebabkan oleh kondisi sistemik (seperti Hypotiroidism, Folic acid deficiency, Hypercalcemia, HIV infection atau Substance-induced condition)

 

B. Penurunan fungsi kognitif harus secara signifikan, menyebabkan gangguan pada fungsi sosial atau pekerjaan, dan mencerminkan adanya suatu penurunan ke level yang lebih rendah daripada sebelumnya.

 

C. Onset (permulaan terjadinya) berangsur-angsur, menuju penurunan fungsi kognisi secara berkesinambungan

 

D. Gejala tidak terjadi secara eklusif selama fase delirium

 

E. Gejala tidak dibarengi oleh gangguan Axis 1 lainnya (seperti Major depressive disorder, Schizophrenia).

Lebih lanjut, DSM IV TR membagi Alzheimer menjadi beberapa jenis. Berdasarkan waktu timbulnya (onset), Alzheimer terdiri dari Alzheimer With Early Onset (terjadi dibawah usia 65 tahun) dan Alzheimer With Late Onset (terjadi diatas usia 65 tahun). Meski rata-rata Alzheimer diderita oleh individu lanjut usia, namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini terjadi pada individu yang berusia muda.

 

Kemudian, berdasarkan ada atau tidaknya gangguan perilaku, penggolongan Alzheimer terbagi menjadi Alzheimer With Behavioural Disturbance dan Alzheimer Without Behavioural Disturbance. Gangguan perilaku yang biasanya menyertai timbulnya Alzheimer adalah agitasi dan wandering.

 

Penyebab penyakit Alzheimer belum diketahui pasti, ditenggarai ada unsur genetik yang berperan disini. Dari hasil penelitian laboratorium, ditemukan bahwa volume otak penderita Alzheimer mengecil. Dalam otak penderita juga banyak ditemukan zat-zat tertentu yang menyebabkan terganggunya kerja sel saraf di lobus parietalis-temporalis, hipocamppus, kortikal.

 

Berikut ini adalah ciri-ciri penderita Alzheimer yang dapat dikenali oleh orang awam:
-Gangguan daya ingat yang mempengaruhi ketrampilan pekerjaan
-Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan
-Kesulitan berbicara bahasa
-Gangguan pengenalan waktu dan tempat
-Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
-Kesulitan berpikir abstrak
-Salah meletakan barang
-Perubahan mood dan tingkah laku
-Perubahan kepribadian
-Kehilangan inisiatif

Prognosa dan Terapi bagi Penderita Alzheimer

 

Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan. Perkembangan penyakit hanya dapat dihambat dengan pemberian terapi farmakologi. 10% - 15% penderita Alzheimer masih dapat "tertolong" bila treatmen diberikan pada saat kerusakan otak belum terlalu permanen. Penderita Alzheimer dapat bertahan hidup antara 1 – 20 tahun, dengan rata-rata masa hidup selama 8 tahun.
Untuk meringankan penderitaan penderita Alzheimer maka dapat dilakukan Terapi Farmakologi dan Terapi Psiko-sosial terhadap mereka. Kondisi psikologis yg umum terjadi pada penderita, seperti stres, depresi, cemas, dan reaksi emosional negatif lainnya, dapat diatasi dengan pemberian terapi Suportif & terapi Edukasi.

 


Apa yang bisa dilakukan oleh keluarga atau pendamping penderita Alzheimer? Menerima penderita apa adanya dan pemberian dukungan penuh kepada mereka dapat meringankan stres emosional yang dirasakan penderita Alzheimer. Keluarga/ pendamping juga dapat membantu mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas mana yang masih dapat dilakukan dengan baik oleh penderita, dan fokus terhadap potensi positif tersebut. Memasang memorabilia, menempel pengingat waktu atau petunjuk dalam kegiatan tertentu di tempat yang mudah dilihat penderita, kiranya amat membantu ybs dalam mengatasi masalah disorientasi dan 'pikun'nya tersebut. Penderita ada baiknya perlu dibekali secarik kertas bertuliskan alamat dan nomer telepon yang dapat dihubungi bila sewaktu-waktu ia tersesat di jalan.

 


Selain terhadap penderita, intervensi psikologis juga perlu diberikan kepada keluarga atau pendamping penderita. Intervensi psikologis ini diperlukan karena keluarga / pendamping penderita tak jarang mengalami beban emosional berupa stress, saling menyalahkan / menyalahkan diri sendiri. Merawat penderita Alzheimer juga dapat menimbulkan beban finansial bagi keluarga yang bersangkutan. Bila penderita Alzheimer sebelumnya merupakan tulang punggung keluarga, maka kehilangan sumber penghasilan secara mendadak ini tentunya akan menimbulkan tekanan tersendiri bagi keluarga batihnya. Biaya perawatan penderita Alzheimer yang tidak sedikit tentunya juga berpotensi menjadi masalah bagi mereka yang berasal dari golongan menengah dan menengah ke bawah.

Daftar Pustaka
· Braaten, Parsons, McCue, Sellers, Burns, Neurocognitive Differential Diagnosis of Dementing Disease : Alzheimer's Dementia, Vascular Dementia, Frontotemporal Dementia, and Major Depressive Disorder, International Journal Neuroscience, no. 116 : 1271-1293, 2006.
· DSM IV Text Revision, 2006
· Kaplan & Saddock, Handbook of Psychiatry
· Ringkasan Laporan Access Economics Pty Limited untuk Anggota Alzheimer Disease International, Demensia di Asia Pasifik : Sudah Ada Wabah, 2006

 



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

SCHIZOPHRENIA

SCHIZOPHRENIA

PENDAHULUAN

Gangguan-gangguan psikis yang sekarang dikenal sebagai schizophrenia, untuk pertama kalinya diidentifikasi sebagai "demence precoce" atau gangguan mental dini oleh Benedict Muler (1809-1873), seorang dokter berkebangsaan Belgia pada tahun 1860 (dalam Supratiknyo, 1995). Konsep yang lebih jelas dan sistematis diberikan oleh Emil Kraepelin (1856-1926), seorang psikiatri Jerman pada tahun 1893. Kraepelin menyebutnya dengan istilah "dementia praecox". Istilah dementia praecox berasal dari bahasa Latin "dementis" dan "precocius", mengacu pada situasi dimana seseorang mengalami kehilangan atau kerusakan kemampuan-kemampuan mentalnya sejak dini. Menurut Kraepelin, "dementia praecox" merupakan proses penyakit yang disebabkan oleh penyakit tertentu dalam tubuh. Dementia praecox meliputi hilangnya kesatuan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Penyakit ini muncul pada usia muda dan ditandai oleh kemampuan-kemampuan yang menurun yang akhirnya menjadi disintegrasi kepribadian yang kompleks. Gambaran Kraepelin tentang "dementia precox" ini meliputi pola-pola tingkah laku seperti delusi, halusinasi, dan tingkah laku yang aneh (Rathus, et al., 1991).


Eugen Bleuler (1857-1939), seorang psikiater Swiss, memperkenalkan istilah schizophrenia . Istilah ini berasal dari bahasa Yunani schitos artinya terbelah, terpecah, dan phren artinya pikiran. Secara harafiah, schizophrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah. Bleuler lebih menekankan pola perilaku, yaitu tidak adanya integrasi otak yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi. Dengan demikian tidak ada kesesuaian antara pikiran dan emosi, antara persepsi terhadap kenyataan yang sebenarnya (Rathus, et al., 1991; Davison, et al.,1994).

PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III) menempatkan schizophrenia pada kode F20. Schizophrenia termasuk dalam kelompok psikosis fungsional. Psikosis fungsional merupakan penyakit mental secara fungsional yang non organis sifatnya, hingga terjadi kepecahan kepribadian yang ditandai oleh desintegrasi kepribadian dan maladjustment sosial yang berat, tidak mampu mengadakan hubungan sosial dengan dunia luar, bahkan sering terputus sama sekali dengan realitas hidup; lalu menjadi ketidakmampuan secara sosial. Hilanglah rasa tanggungjawabnya dan terdapat gangguan pada fungsi intelektualnya. Jika perilakunya tersebut menjadi begitu abnormal dan irrasional, sehingga dianggap bisa membahayakan atau mengancam keselamatan orang lain dan dirinya sendiri, yang secara hukum disebut gila (Kartono, 1989 : 165).


Schizophrenia merupakan gangguan mental klasifikasi berat dan kronik (psikotik) yang menjadi beban utama pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda sampai sekarang. Mengapa menjadi beban ? Karena ciri pokok keruntuhan fungsi peran dan pekerjaan, sehingga penderita menjadi tidak produktif dan harus ditanggung hidupnya selamanya oleh sanak keluarga, masyarakat, atau pemerintah (Wicaksana,2000)


II. GEJALA-GEJALA SCHIZOPHRENIA

II.1 BERDASARKAN KONSEP TEORITIS

Coleman (1976) menjelaskan bahwa Schizophrenia adalah gangguan psikosa yang ditandai oleh split/disorganisasi personality. Mengalami disharmoni psikologis secara menyeluruh, pendangkalan/kemiskinan emosi, proses berpikir yang memburuk, menghilangnya kesadaran sosial, adanya delusi, halusinasi, sikap/perilaku yang aneh, dan emosinya inkoheren dimana bila terdapat kejadian yang menyenangkan bisa saja penderita malah menjadi bersedih hati, demikian pula sebaliknya. Halusinasi adalah pengalaman indera dimana tidak terdapat stimulasi terhadap reseptor-reseptor. Delusi adalah keyakinan yang tidak mempunyai bukti-bukti kebenaran atau bukti-bukti yang dapat diperlihatkan. Dibandingkan dengan gangguan abnormalitas psikis lainnya, penderita schizophrenia relatif paling sedikit yang sembuh maupun yang meninggal, sehingga "tumplek" di Rumah Sakit, dimana 50% pasien RSJ adalah penderita Schizophrenia. Gangguan kepribadian Schizophrenia ini bisa terjadi pada hampir setiap tingkat usia :

Modus pada : 30 - 35 tahun

10% pada : 20 tahun

65% pada : 20 - 40 tahun

25% pada : di atas 40 tahun.

II.1.1 Emotional disorders.

Hilangnya aktivitas afek yang normal, dimana kehidupan afeknya sangat terganggu. Ciri utama patologi emosinya adalah apatis, dimana reaksi emosinya datar, tidak wajar, menyulitkan orang normal untuk melakukan kontak dengan pasien (seolah-olah diselubungi tembok) sehingga reaksi emosinya tidak adekuat. Social feeling-nya menghilang, misalnya : bertahun-tahun di bangsal yang sama, bisa tidak saling berbicara. Reaksi emosinya sukar diprediksi, inkongruen, ambigous, tanpa sebab bias menangis, berteriak-teriak, terkekeh-kekeh, tertawa dibuat-buat, ambivalen (misalnya membunuh sambil tertawa terbahak-bahak).

II.1.2 Delusions.

Di sini subyek memiliki keyakinan yang tidak mempunyai bukti-bukti yang benar atau bukti-bukti yang dapat diperlihatkan. Hal ini lebih dari seperti bentuk mimpi pada orang normal, lebih fantastis, sukar dibayangkan anehnya. Semua ide dan rasa yakin yang dimiliki subyek menyalahi logika dan bersifat fantastis, tetapi pada subyek tidak terdapat keinginan untuk menentangnya. Segala sesuatu bagaikan dalam dunia mimpi, penuh khayal tetapi sangat diyakini subyek sebagai hal yang dialami dan merupakan bagian dari diri subyek.

Beberapa bentuk delusi, antara lain :

 

·         Delusions of Reference, yaitu keyakinan subyek bahwa orang-orang membicarakannya, menuding, memuat gambarnya dikoran, dan sebagainya.

·         Delusions of Influence, yaitu keyakinan subyek bahwa "musuh"-nya dengan segala cara berusaha mempengaruhinya, dengan teknik elektro yang kompleks, memasang elektroda dikepalanya, dan sebagainya.

·         Delusions of Persecutions, yaitu keyakinan subyek bahwa ia dimusuhi, diancam komplotan, diburu, ditekan, dan sebagainya

·         Delusions of Sins and Guilt, yaitu keyakinan subyek akan dosa-dosanya yang tak terampuni, rasa bersalahnya karena ia mencelakakan orang lain karena ia jahat, dan sebagainya

·         Delusions of Grandeur, yaitu keyakinan subyek bahwa dirinya adalah orang yang serba hebat, serba luar biasa, mahasuci, dan sebagainya.

·         Hyphocondriacal Delusions, yaitu keyakinan subyek bahwa dirinya mengalami penyakit yang aneh, mengerikan, mematikan, dan sebagainya.

·         Nihilistic Delusions, yaitu keyakinan subyek bahwa dirinya merasa dihukum paksa, dimana subyek merasa dirinya sudah mati beberapa tahun yang lalu dan jiwanya sudah menguap tetapi badanya masih tersisa di dunia karena dihukum paksa.

II.1.3 Hallucinations.

Gejala halusinasi ini sangat meninjol muncul sebagai simptom schizophrenia dibandingkan dengan pada bentuk gangguan abnormalitas lainnya. Halusinasi merupakan persepsi atau pengalaman indera dimana tidak terdapat stimulasi terhadap reseptor-reseptornya.

Macam-macam halusinasi

  1. Auditory Hallucination, yaitu subyek mendengar sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera dengarnya. Misalnya subyek merasa mendengar suara Tuhan, suara ghoib, dan sebagainya.
  2. Visual Hallucination, yaitu subyek mendengar sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera penglihatannya. Misalnya melihat nabi, melihat, bidadari, dan sebagainya.
  3. Olfactory Hallucination, yaitu subyek mencium sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera penciumannya. Misalnya mencium gas beracun, yang disemprotkan ke kamarnya, dan sebagainya.
  4. Gustatory Hallucination, yaitu subyek mengecap sesuatu dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif terhadap indera pengecapnya. Misalnya, merasakan adanya racun pada makanan yang dimakannya atau minuman yang diminumnya, dan sebagainya.

Hallucination, yaitu subyek merasakan adanya sesuatu yang menstimulasi indera rabanya dimana tidak terdapat stimulasi yang obyektif. Misalnya, merasakan adanya ular yang merayap pada kuduknya atau badannya, dan sebagainya.

II.1.4 Speech Disorder

Subyek yang mengalami gangguan schizophrenia mengalami gangguan bicara, bisa dalam bentuk membisu, tidak komunikatif, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena rendahnya minat untuk mengadakan relasi sosial. Subyek tidak merasa perlu untuk berbicara, atau merasa diperintah untuk tidak bicara, atau takut bau mulutnya mengganggu orang lain, dan sebagainya. Atau bahkan sebaliknya, subyek banyak bicara tetapi kualitas bicaranya inkoherent, repetitik, meloncat-loncat, dan tidak relevan. Ciri bicaranya adalah tidak dapat atau sukar dimengerti atau tidak berkaitan. Terjadi neologisme, yaitu membentuk kata-kata baru dari kata-kata lama yang hanya subyek sendiri yang mengerti (pada orang normal biasanya disebut akronim yang terbentuk melalui prinsip-prinsip tertentu).

I.1.5 Tulisannya "aneh"

Tulisan subyek biasanya diulang-ulang (stereotipe), ganjil, dimuluk-muluk, dan sebagainya. Bahasa lisannya tidak berhubungan antara satu kata dengan kata lain, atau satu kalimat dengan kalimat lain, tidak mengikuti aturan tata bahasa yang benar atau seenaknya saja. Kata-katanya banyak yang hilang atau terpenggal begitu saja.

II.1.6 Thinking Disorders

Karena cara berpikirnya yang tidak terintegrasi dengan baik, kata-kata yang oleh orang normal disupress, pada schizophrenia dilepas saja. Cara berpikirnya meloncat-loncat, tidak urut, tidak selesai, sehingga sukar bagi orang normal untuk menyesuaikan cara berpikirnya dengan isi dan jalan pikiran subyek, karena arahnya tidak jelas, tidak koheren, sukar diikuti, dan sebagainya. Pemikirannya tidak memiliki sasaran yang jelas, tidak terorganisir, tidak utuh dalam proses dan cara berpikirnya. Menurut Bleuer, terjadi daya asosiasi dalam proses berpikir yang melemah pada penderita schizophren. Menurut Storch & White, pada penderita schizophrenia terjadi regresi dalam kemampuan berpikir dan bahasa, sehingga menampilkan bentuk-bentuk primitif dalam perkembangan dan pengendaliannya. Penderita schizophren berpikir dalam term kongkrit yang mempunyai arti subyektif. Subyek tidak mampu mengkonstruksikan ide-ide yang abstrak. Pada tes psikologis, hasil tesnya terlihat rendah pada abstract behaviour, concept formation, dan generalizing ability. Bila hasil psikotesnya tersebut baik, maka penderita memiliki kecenderungan untuk sembuh, karena secara menyeuruh subyek mampu mencapai relasi kelompok dan mampu menghadapi masalah-masalah abstrak.

II.1.7 Gangguan Intelegensi

Intelligence Quotient (IQ) berada pada sekitar average. Kemunduran intelegensi baru terlihat setelah 1 - 2 tahun, yaitu di bawah rata-ratatingkat usia mentalnya (tetapi tidak sama pada setiap penderita). Tes vocabulary kurang begitu terganggu dibanding tesnya untuk learning, memory, motor ability, dan abstract thinking. Tetapi, kerusakan intelegensi tidak permanen. Dengan meningkatnya perbaikan psikis, intelegensi berangsur-angsur normal seperti semula.

II.1.8 Gangguan Psikis Lainnya

Hal yang menyolok adalah adanya deteriorasi dan disturbance emosi, dimana sangat disoriented, yaitu ditandai oleh delusi. Daya ingatnya mengalami kemunduran pada fase awal. Hal itu lebih disebabkan karena kurangnya perhatian, minat, dan terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam proses learning. Pada mulanya penderita masih bisa mengenal siapa dirinya, identitasnya, dan mengenal orang-orang di sekitarnya. Akan semakin melemah seiring dengan semakin parahnya penyakit yang dideritanya. Psikomotoriknya kadang-kadang terlihat terganggu, tetapi kadang-kadang tidak. Hal itu tergantung pada tipe schizophren yang dideritanya. Insight melemah cukup menyolok, dimana penderita tidak mampu menerima penilaian terhadap kenyataan-kenyataan dirinya. Penderita tidak bisa diajak mengerti. Penderita tidak mampu mengendalikan aktifitasnyasesuai dengan norma lingkungan sosialnya.

II.1.9 Simptom-Simptom Fisik

Kesehatan tubuh yang dimiliki penderita sangat buruk. Hal ini disebabkan karena tidak terawat, kurang gizi, tidur tidak teratur/terganggu, lemah secara fisik, kurus kering, dan suhu tubuh terganggu.


II.2 MENURUT PPDGJ

Menurut PPDGJ, schizophrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental pada karakteristik pikiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciouness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Dalam melakukan diagnosa schizophrenia pada penderita, terdapat beberapa pedoman diagnostik yang harus diikuti, yaitu pertama harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).

II.2.1 Isi Pikiran

  • Thought Echo. Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang dan bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.
  • Thought Insertion atau Withdrawl.Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl)
  • Thought Broadcasting. Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

II.2.2 Delusi

  • Delusion of Control. Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
  • Deluasions of Influence. Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
  • Delusions of Passivity. Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar. "Tentang dirinya" artinya secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus).
  • Delusional Perception. Pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

II.2.3 Halusinasi Auditorik.

  • Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku penderita.
  • Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara)
  • Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

II.2.4 Waham yang menurut budaya dianggap tidak wajar.

  • Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan adama atau politik tertentu, kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain). Kedua, dalam melakukan diagnosa schizophrenia pada penderita paling sedikit terdapat 2 (dua) gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas.

 

1.      Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandunganafektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan (over valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

2.      Arus pikiran yan terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau

3.      Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

4.      Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial. Tetapi, harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

 

Ketiga, adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal. Keempat, harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.


III. TIPE-TIPE KLINIS SCHIZOPHRENIA PADA UMUMNYA

Schizophrenia biasanya dibagi menjadi 4 tipe, yaitu : simplex, hebephren, katatonik, dan paranoid. Dalam hal ini masih terdapat permasalahan, yaitu apakah tipologi tersebut sifatnya kaku. Sebab, pada kenyataannya seringkali simptomnya berubah atau berpindah dari sati tipe ke tipe lainnya, misalnya mula-mula hebephren kemudian menjadi kataton, dan seterusnya.


III.1 TIPE SIMPLEX (DEMENTIA SIMPLEX)

Simptom utamanya adalah apati, yaitu seolah tidak memiliki kepentingan untuk diri sendiri. Bahkan, sering harus diberikan pengertian tentang hal-hal yang menjadi kebutuhannya. Penderita biasanya berkeinginan untuk berbaring, malas-malasan, jorok, tidur-tiduran, jarang mandi, motorik lamban, dan jarang berbicara. Sering berperilaku yang amoral, misalnya memaki-maki orang yang sedang lewat, memainkan alat kelaminnya. Individu pada waktu normal adalah anak yang baik, dimana prestasinya cukup baik, perilakunya menyenangkan. Hal tersebut terjadi karena individu tidak mempunyai cukup energi untuk menentang orang lain atau orang tua sehingga hanya bisa menurut. Energi lemahnya tersebut ditampilkan dalam bentuk apatis (kelesuan). Individu tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan pemuasan (tidak mau apa-apa), yang apabila dipaksakan untuk melakukan sesuatu seringkali muncul reaksi agresi (marah), dan apabila hal tersebut semakin dipaksakan maka biasanya individu akan jatuh sakit.


III.2 TIPE HEBEPHREN

Pada tipe ini terjadi disintegrasi emosi, dimana emosinya bersifat kekanak-kanakan, ketolol-tololan, seringkali tertawa sendiri kemudian secara tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Terjadi regresi total, dimana individu menjadi kekanak-kanakan. Individu mudah tersinggung atau sangat irritable. Seringkali dihinggapi sarkasme (sindiran tajam) dan menjadi marah meledak-ledak atau explosive tanpa sebab. Pembicaraannya kacau, suka berbicara berjam-jam. Pada awal gangguan seringkali komunikatif, tetapi lama-kelamaan komunikasinya menjadi tidak karuan (inkoheren), yang bahkan sampai akhirnya individu tidak komunikatif. Terjadi halusinasi dan delusi yang biasanya sifatnya fantastis, misalnya : ada vampire yang menyedot darahnya, dan sebagainya. Cara berpikirnya kacau. Hal tersebut terlihat dari cara berbicaranya yang tidak karuan. Tulisan/Graphis yang dibuatnya bersifat kacau, dimana terjadi regresi, yaitu bersifat kekanak-kanakan.


III.3 TIPE CATATONIC

Dibandingkan dengan tipe jenis schizophrenia lainnya, tipe catatonic ini serangannya berlangsung jauh lebih cepat. Aktivitasnya jauh berkurang dibandingkan waktu normal. Pada individu terjadi stufor, dimana individu diam, tidak mau berkomunikasi, kalau berbicara suaranya monoton, ekspresi mukanya datar, makan dan berpakaian harus dibantu dan sikap badannya aneh yaitu biasanya tegang/kaku seperti serdadu dan biasanya dipertahankan untuk waktu yang lama. Catatonic stufor ini terdapat dua bentuk, yaitu :

1.      rigid, dimana badan menjadi sangat kaku, bisa seperti bentangan di antara dua benda,

2.      chorea-fleksibility, dimana badannya menjadi lentur seperti lilin dan posisinya dapat dibentuk. Penderita schizophrenia catatonic yang parah biasanya ditempat tidur, tidak mau berbicara, jorok, makan-minum dipaksa, dan apabila mata terbuka biasanya akan terpaku pada satu titik, tidak berkedip, dan ekspresi kosong

3.      Perkembangan selanjutnya yaitu setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, terjadi catatonic excitement dimana penderita menunjukkan suatu gerakan tertentu dalam waktu yang lama dan kemudian secara ekstrem berubah sebaliknya. Misalnya, berbaring menghadap tembok kiri dalam waktu yang lama dan kemudian menghadap tembok kanan.

Penderita bersikap negatif (negatifistic), dimana penderita tidak ada interest sama sekali terhadap sekelilingnya, tanpa kontak sosial, dan membisu dalam waktu yang lama.

 

III.4 SCHIZOPHRENIA PARANOID

Simptom utamanya adalah adanya delusi persecusion dan grandeur, dimana individu merasa dikejar-kejar. Hal tersebut terjadi karena segala sesuatu ditanggapi secara sensitif dan egosentris seolah-olah orang lain akan berbuat buruk kepadanya. Oleh karena itu, sikapnya terhadap orang lain agresif. Delusi tersebut diperkuat oleh halusinasi penglihatan dan pendengaran, misalnya terlihat wajah-wajah yang menakutkan, terdengar suara mengancam, dan sebagainya sehingga timbul reaksi menyerang atau agresi karena terganggu. Hal-hal tersebut juga bisa mendorong penderita untuk membunuh orang lain atau sebaliknya bunuh diri, sebagai usahanya untuk menghindari delusi persecusion Terdapat kecenderungan homoseksualitas, dimana penderita laki-laki akan mengancam laki-laki dan penderita perempuan akan mengancam perempuan.


Adanya delusion of grendeur dapat menimbulkan delusion of persecusion, dimana individu menganggap orang lain cemburu kepada kepintarannya, kekayaannya, kepopulerannya, kecantikannya, kedudukan sosialnya, dan sebagainya. Pada penderita timbul "Ideas of Reference", yaitu terjadi percampuran antara waham dan halusinasi dengan kecenderungan untuk memberikan impresi/nuansa pribadi terhadap segala kejadian yang dialaminya. Misalnya, suara klakson mobil di jalan depan rumah, dianggapnya sebagai terompet tanda penyerbuan terhadap dirinya segera akan dimulai (Coleman, 1976; Kartono, 1989).

 

 

IV. FASE-FASE SCHIZOPHRENIA

Dalam mendiagnosa seseorang adalah penderita schizophrenia, DSM IV(Davison, etal, 1994) menyatakan bahwa orang tersebut sekurang-kurangnya selama 6 bulan telah menunjukkan gejala-gejala gangguan. Dalam 6 bulan tersebut, terdapat fase aktif selama sekurang kurangnya 1 bulan, fase prodromal periode sisa sebelum fase aktif, dan fase residual periode sisa setelah fase aktif. Pada fase prodromal, individu menunjukkan gangguan-gangguan fungsi social dan interpersonal yang progresif. Perubahan yang terjadi dapat berupa penarikan sosial, ketidakmampuan bekerja secara produktif, eksentrik, pakaian yang tidak rapi, emosi yang tidak sesuai perkembangan pikiran dan bicara yang aneh, kepercayaan yang tidak biasa, pengalaman persepsi yang aneh, dan hilangnya inisiatif dan energi. Pada fase aktif, dimana paling sedikit selama 1 bulan, individu mengalami simptom psikotik, yaitu halusinasi, delusi, pembicaraan dan tingkah lakunya yang tidak teratur, dan terdapat tanda-tanda penarikan diri. Pada fase residual, terdapat simptom seperti fase sebelumnya, tetapi tidak parah dan tidak mengganggu (Martaniah, 1999).


V. PENYEBAB GANGGUAN SCHIZOPHRENIA

Terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab Schizophrenia, yaitu pendekatan biologis (meliputi faktor genetik dan faktor biokimia), pendekatan psikodinamik, pendekatan teori belajar.

V.1 PENDEKATAN BIOLOGIS

V.1.1 Faktor Genetik

Seperti halnya psikosis lain, schizophrenia nampaknya cenderung berkembang lewat keluarga. Penelitian terhadap munculnya schizophrenia dalam keluarga biasanya diadakan dengan mengamati penderita schizophrenia yang ada di rumah sakit jiwa dan kemudian meneliti tentang perkembangan kesehatannya serta mencari keterangan dari berbagai pihak untuk menentukan bagaimana schizophrenia dan psikosis lainnya muncul di antara keluarga penderita. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa resiko timbulnya psikosis, termasuk schizophrenia, sekitar empat kali lebih besar pada hubungan keluarga tingkat pertama (saudara kandung, orang tua, anak kandung) dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya (Rathus, et.al, 1991). Semakin dekat hubungan genetis antara penderita schizophrenia dan anggota keluarganya, semakin besar kemungkinannya untuk terkena schizophrenia. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan terkena schizophrenia dapat ditularkan secara genetis. Keluarga penderita schizophrenia tidak hanya terpengaruh secara genetis akan tetapi juga melalui pengalaman sehari-hari. Orang tua yang menderita schizophreniadapat sangat mengganggu perkembangan anaknya. Hal ini menimbulkan persoalan tentang mana yang lebih berpengaruh : genetis atau lingkungan.Untuk membedakan hal tersebut, para ahli mengusahakan suatu penelitian terhadap anak kemabar (Sue, etal.,1986 dan Davison et al., 1994, serta Rathus, et al., 1991). Kembar identik (monozygotic) adalah sama/identik secara genetis, karena itu perbedaan antara anak kembar identik kiranya dapat dihubungkan dengan perbedaan dalam lingkungan mereka. Jika mereka dibesarkan bersama, maka kembar identik sama-sama mengalami, baik lingkungan yang sama maupun genetis yang sama.


Di pihak lain, kembar yang tidak identik meskipun lahir pada saat yang hamper bersamaan tetapi secara genetis mereka sama halnya dengan dua orang saudara kandung. Jika kembar tidak identik dibesarkan bersama, mereka akan sama mengalami lingkungan yang sama tetapi latar belakang genetisnya hanya identik sebesar 50%.


Dalam penelitian terhadap anak kembar secara umum, tingkat kemungkinan terkena schizophrenia di antara anak kembar identik adalah sekitar dua atau empat kali lebih tinggi daripada antara anak kembar yang tidak identik. Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh faktor genetis. Akan tetapi, dalam suatu penelitian terhadap kembar identik lainnya ternyata menunjukkan bahwa tidak satupunh dari anak yang kembarannya terkena schizophrenia yang juga menderita schizophrenia. Dengan demikian, usaha untuk membedakan pengaruh genetis dan pengaruh lingkungan masih kabur. Hasil penelitian terhadap anak kembar belum dapat membedakan pengaruh genetis dan pengaruh lingkungan karena anak kembar biasanya dibesarkan bersama. Oleh karena itu, apabila anak yang orang tuanya menderita schizophrenia juga menderita schizophrenia maka ada tiga kemungkinan jawaban : ibu atau ayah yang menderita schizophrenia mungkin menularkannya secara genetis, atau anak hidup dalam lingkungan tertentu yang diciptakan oleh orang tua, atau anak itu menderita schizophrenia akibat dari faktor genetik dan lingkungan yang menekan. Untuk membedakan akibat gen dan akibat lingkungan tersebut, diusahakan bebagai penelitian terhadap sekelompok anak yang lahir dari ibu yang menderita schizophrenia tetapi dipisahkan dari ibunya setelah dilahirkan sehingga tidak ada kontak dengan ibunya (Sue, et al., 1986; Rathus, et al., 1991; dan Davison, et al., 1994).


Anak-anak tersebut kemudian diadopsi oleh keluarga lain. Ke;lompok lainnya terdiri dari anak-anak yang lahir dari ibu yang normal dan juga diadopsi oleh keluarga lain. Dari kelompok anak-anak yang lahir dari ibu yang terkena schizophreni, ternyata 5 orang menderita schizophrenia dan beberapa lainnya menderita psikosis lainnya, sedangkan kelompok anak-anak yang lahir dari ibu yang normal, tidak seorangpun yang terkena schizophrenia. Hal ini mendukung pendapat bahwa schizophrenia lebih besar kemungkinannya ditularkan secara genetis. Hasil ini juga didukung oleh beberapa penelitian lain (Rathus, et al., 1991), yaitu bahwa anak-anak dari orang tua schizophrenia mempunyai kemungkinan terkena schizophrenia dua kali lipat dibandingkan dengan anak-anak dari orang tua yang normal, entah mereka dibesarkan oleh orang tua angkat yang menderita schizophrenia maupun tidak. Singkatnya hubungan biologis atau genetis dengan penderita schizophrenia nampaknya merupakan faktor yang paling menyolok untuk menimbulkan schizophrenia. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan pengaruh faktor genetis dalam menularkan schizophrenia, namun tetap menjadi pertanyaan : bagaiman penularan genetis terjadi. Beberapa peneliti mencoba hal itu dengan berbagai model (Rathus, etal., 1991), antara lain :

 

1.      Distinct Heterogenity Model. Model ini menyatakan bahwa schizophrenia terdiri dari sejumlah psikosis, beberapa diantaranya disebabkan oleh kerusakan gen yang dapat diikuti oleh gen-gen tertentu dan yang hanya disebabkan oleh faktor lingkungan. Schizophrenia catatonic, misalnya, mungkin merupakan penyakit yang muncul secara genetis yang akhirnya diikuti ketidaknormalan gen pada kromosom tertntu.

<!–[if !supportLists]–><!–[endif]–>

2.      Monogenic Model. Model ini menyatakan bahwa semua bentuk schizophrenia dapat disebabkan oleh suatu gen yang cacat. Gen yang cacat ini akan menyebabkan schizophrenia pada orang yang menerima gen itu dari kedua orang tuanya (monozygote), namun kemungkinannya kecil bila hanya dari satu orang tua (heterozygote).

3.      Multifactorial-Polygenic Model. Model ini menekankan pengaruh nilai ambang. Menurut model ini, schizophrenia disebabkan oleh pengaruh berbagai gen, trauma biologis prenatal dan postnatal dan tekanan psikososial yang saling berinteraksi. Aspek schizophrenia muncul bila faktor-faktor itu berinteraksi melebihi batas ambang tertentu. Model-model lainnya mengkombinasikan ciri-ciri dari ketiga model tersebut. Schizophrenia, misalnya, muncul sebagai akibat dari interaksi gen tunggal dan tekanan lingkungan. Model Multifactorial-Polygenic nampaknya lebih banyak diterima.


V.1.2 Faktor BioKimia

Kraeplin (Sue, et al., 1986) telah mengidentifikasikan schizophrenia sebagai akibat dari adanya ketidakseimbangan kimiawi karena tidak normalnya kelenjar kelamin. Sementara Carl Jung (Davison, et al., 1994) menyebutkan adanya unsur kimia yang tidak diketahui, yang disebutnya "toxin x". Adanya indikasi pengaruh factor genetis setidaknya menunjukkan adanya pengaruh faktor biokimia karena faktor genetic terjadi melalui proses biologis dan kimiawi tubuh. Para peneliti lain menemukan adanya substansi kimia yang tidak normal yang disebut taraxein dalam serum darah (Sue, etal., 1986).


Riset terakhir difokuskan pada dopamine, suatu neurotransmitter yang aktif di wilayah otak yang terlihat dalam regulasi emosi atau sistem limbik (Atkinson, et al.,1992). Hipotesis dopamine menyatakan bahwa schizophrenia disebabkan oleh terlalu banyaknya penerimaan dopamine dalam otak. Kelebihan ini mungkin karena produksi neurotransmitter atau gangguan regulasi mekanisme pengambilan kembali yang dengannya dopamine kembali dan disimpan oleh vestikel neuron parasimpatik. Kemungkinan lain adalah adanya oversensitif reseptor dopamine atau terlalu banyaknya respon dopamine (sue, et al., 1986; Atkinson, et al., 1992; Rathus, 1991). Penelitian terhadap pengaruh dopamine dilakukan dengan menggunakan 3 macam obat bius, yaitu phenothiazine, L-Dopa, dan amphetamine. Phenothiazine merupakan obat anti psikosis yang dapat mengurangi tingkat kekacauan pikiran, halusinasi, dan memperbaiki suasanan hati penderita schizophrenia. Terdapat bukti kuat bahwa phenophiazine mengurangi aktifitas dopamine dalam otak dengan menghambat penerimaan dalam saraf parasimpatik. L-Dopa biasa digunakan untuk pengobatan gejala-gejala penyakit parkinson. Tubuh akan mengubah L-Dopa ini menjadi dopamine dan kadang-kadang menyebabkan gejala-gejala seperti schizophrenia (Sue, et al. 1986). Sementara amphetamine merupakan obat perangsang yang meningkatkan kemampuan dopamine dalam otak. Pemberian amphetamine dalam dosis yang berlebihan ternyata menunjukkan gejala-gejala seperti schizophrenia. Jika penderita schizophrenia diberi amphetamine, meski dalam dosis rendah, ternyata gejala-gejala schizophrenianya semakin memburuk. Dengan demikian, obat yang dapat menghambat penerimaan dopamine (seperti phenothiazine) dapat mengurangi gejala-gejala schizophrenia, sementara obat lain yang meningkatkan kemampuan dopamine (seperti amphetamine dan L-Dopa) dapat menyebabkan atau memperburuk gejala-gejala schizophrenia. Hal ini memperlihatkan bahwa kelebihan dopamine dapat menyebabkan gejala-gejala schizophrenia. Akan tetapi penemuan ini belum seluruhnya tepat. Pemberian phenothiazine terhadap penderita schizophrenia memperlihatkan bahwa seperempat dari mereka memberi respon yang sangat kecil atau tidak sama sekali, bahkan seperempatnya memberikan respon negatif. Sementara, sepertiga penderita yang diberi amphetamine tidak mengalami gejala yang makin memburuk. Hal ini memperlihatkan bahwa seharusnya ada penyebab lain selain dari kelebihan dopamine (Sue, et al., 1986). Perlu disadari bahwa schizophrenia merupakan sekelompok psikosis dengan efek yang bermacam-macam. Teori dopamine perlu dicermati secara hati-hati karena mungkin terlalu sederhana dalam mencari penjelasan dengan memusatkan persoalan hanya pada aktifitas dopamine semata tanpa memperhitungkan interaksi fungsi otak dengan sistem biokimia secara menyeluruh. Penyumbatan dopamine mungkin mempengaruhi gejala-gejala schizophrenia, tetapi tidak menjadi penyebab munculnya penyakit tersebut. Perubahan aktifitas dopamine mungkin terjadi setelah munculnya psikosis dan bukan sebelumnya (Sue, et al., 1986 dan Davison, et al., 1994).


V.1.3 Otak

Sekitar 20-35% penderita schizophrenia mengalami beberapa bentuk kerusakan otak (Sue, et al., 1986). Penelitian dengan CAT (Computer Axial Tomography) dan MRI (Magnetic Resonance Imagins) memperlihatkan bahwa sebagian penderita schizophrenia memiliki ventrikel serebral (yaitu ruangan yang berisi cairan serebrospinal) yang jauh lebih besar dibanding dengan orang normal. Itu berarti jika ventriker lebih besar dari normal, jaringan otak pasti lebih kecil dari normal. Pembesaran ventrikel berarti terdapat proses memburuknya atau berhentinya pertumbuhan jaringan otak. Bebebrapa penelitian memperlihatkan bahwa lobus frontalis, lobus temporalis, dan hipokampus yang lebih kecil pada penderita schizophrenia (Atkinson, et al., 1992). Penelitian dengan PET (Positron Emission Topography, yaitu pengamatan terhadap metabolisme glukosa pada saat seseorang sedang mengerjakan tes psikologi, pada penderita schizophrenia memperlihatkan tingkat metabolisme yang rendah pada lobus frontalis. Kelainan syaraf ini dapat pula dijelaskan sebagai akibat dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang masuk otak. Infeksi ini dapat terjadi selama perkembangan janin. Akan tetapi, jika kerusakan otak terjadi pada masa awal perkembangan seseorang, pertanyaan yang muncul adalah mengapa psikosis ini baru muncul pada masa dewasa. Weinberger (dalam Davison, et al., 1994) mengatakan bahwa luka pada otak saling mempengaruhi dengan proses perkembangan otak yang normal. Lobus frontalis merupakan struktur otak yang terlambat matang, khususnya pada usia dewasa. Dengan demikian, luka pada daerah tersebut belum berpengaruh pada masa awal sampai lobus frontalis mulai berperan dalam perilaku.


V.2 PENDEKATAN PSIKOANALISA

Menurut Freud kepribadian terdiri atas 3 (tiga( sistem atau aspek, yaitu : id, ego dan super ego (Suryabrata, 1988 : 125). Id merupakan unsur landasan dasar, dan paling penting dari ketiganya, karena merupakan sumber dari energi psikis, yang berasal dari insting-insting biologis manusia. Insting-insting yang paling penting adalah insting seksual dan insting agresi. Kedua insting tersebut yang banyak membimbing perilaku manusia. Ego merupakan proses kepribadian yang logis dan mempunyai kegunaan yang mempermudah transaksi/perbuatan manusia menguasai alam lingkungannya. Ego mencakup kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, dan menciptakan bermacam-macam teknik untuk menguasai dunia sekitarnya. Selain itu, ego juga harus mampu mengendalikan impuls-impuls manusai, karena ekspresi hiperaktif dari impuls-impuls seks dan dorongan-dorongan agresi bisam mencelakakan manusia dan sekelilingnya. Dengan demikian, ego berfungsi mengintegrasikan impuls-impuls seks dan agresinya dengan dunia luarnya. Superego merupakan konsep yang melambangkan internalisasi dari nilai-nilai orang tua oleh diri anak, yaitu berupa nilai-nilai yang ditanamkan dengan sangsi hukuman jika dilanggar dan mendapatkan hadiah jika dipatuhinya.


Pertimbangan antara id dan superego seringkali tidak seimbang dan menimbulkan konflik. Apabila ego berfungsi dengan baik, maka situasi konflik tersebut akan dapat dikendalikan dan diselesaikannya secara adekuat. Sementara jika ego lemah, maka situasi konflik tersebut tidak akan dapat diselesaikannya, dan akan timbul banyak konflik internal atau bahkan konfli yang sifatnya sangat hebat, yang diekspresikannya dalam bentuk tingkah laku yang abnormal. Jika superego-nya dominan dan bersifat sangat moralistis, biasanya individu justru akan kurang mampu menanggapi insting seksual dan agresinya, sehingga individu akan mengembangkan pola rasa bersalah, penuh dosa, dan penyesalan yang kronis sifatnya, serta dibarengi dengan simptom kelelahan dan kebingungan. Perkembangan kepribadian individu menurut Freud (dalam Kartono, 1989 : 21) akan sangat ditentukan oleh perkembangan psikoseksual dimasa kanak-kanaknya. Apabila anak terus-menerus mengalami frustasi, mendapatkan perlakuan kejam, dan tidak mendapatkan cinta kasih, atau sebaliknya terlalu dimanjakan secara berlebih-lebihan, ia akan mengalami keberhentian dan kerugian dalam perkembangan kepribadiannya, yang disebut dengan proses fiksasi. Anak akan mengembangkan bermacam-macam sikap yang immature atau tidak matang dan tingkah laku yang abnormal. Pola kepribadian yang demikian tidak jarang terus berlarut-larut dan dapat menjadi predisposisi terjadinya gangguan abnormalitas perilaku dimasa berikutnya. Pada schizophrenia, pola kepribadian immature yang berkaitan dengan impuls seksual dan agresi merupakan predisposisi untuk menimbulkan gangguan tersebut. Berkembangnya gangguan schizophrenia lebih lanjut biasanya diawali oleh apa yang disebut sebagai precipitating event atau peristiwa pencetus. Dalam menghadapi peristiwa pencetus tersebut, melalui pola kepribadian yang immature, individu mengembangkan defence mechanism yang berlebihan, dimana individu akan mengembangkan pola penyelesaian masalah yang tidak berhubungan dengan realita yang ada, yang sampai akhirnya antar aspek-aspek kepribadian terjadi disintegrasi atau terpecah. Kondisi tersebut, menyebabkan putusnya hubungan antara individu dengan dunia nyata. Dalam hal ini terjadi beberapa defence mechanism yang saling berbenturan secara bersamaan. Misalnya, pada mulanya individu menggunakan mekanisme pertahanan rasionalisasi. Kemudian, rasionalisasi tersebut direpressnya. Kemudian, individu mengungkapkan hal yang berlawanan dengan perasaan yang direpressnya melalui reaksi formasi. Oleh karena itu, simptom delusi dan halusinasi yang dikembangkan oleh schizophrenia merupakan defence terhadap defence yang lain (defence againts a defence).


V.3 PENDEKATAN TEORI BELAJAR

Para ahli teori belajar, seperti Ullmann dan Krasner (dalam Davison et al., 1994), menerangkan tingkah laku schizophrenia sebagai hasil proses belajar lewat pengkondisian dan pengamatan. Seseorang belajar untuk "menampakkan" tingkah laku schizophrenia bila tingkah laku demikian lebih memungkinkan untuk diperkuat daripada tingkah laku yang normal. Teori ini menekankan nilai penguatan stimulasi sosial. Schizophrenia mungkin muncul oleh karena lingkungan tidak memberi penguatan akibat pola keluarga yang terganggu atau pengaruh lingkungan lainnya sehingga seseorang tidak pernah belajar merespon stimulus sosial secara normal. Bersamaan dengan itu, mereka akan semakin menyesuaikan diri dengan stimulus pribadi atau idiosinkratis. Selanjutnya, orang-orang akan melihat bahwa mereka sebagai orang aneh sehingga mengalami penolakan sosial dan pengasingan yang akan semakin memperkuat tingkah laku yang aneh. Perilaku aneh ini akan semakin bertahan karena tidak ada penguatan dari orang lain berupa perhatian dan simpati. Pandangan tersebut didukung oleh pengamatan dengan pengkondisian operan.


Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa perilaku yang aneh dapat dibentuk melalui proses penguatan. Akan tetapi fakta ini belum dapat memperlihatkan apakah tingkatan perilaku yang aneh pada schizophrenia dapat dijelaskan melalui penmgalaman belajar. Selain itu, fakta lain menunjukkan bahwa beberapa orang yang hidup dalam lingkungan yang keras dan tertekan tetapi tidak menarik diri ke dalam dunia khayalannya dan tidak bertingkah aneh. Beberapa penderita schizophrenia bahkan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendapat dukungan sosial. Teori belajar sosial menerangkan bahwa gejala-gejala schizophrenia terjadi dalam lingkungan rumah sakit jiwa. Dalam lingkungan tersebut, penderita belajar dengan mengamati perilaku pasien lain dan mengikutinya. Hal ini diperkuat lagi oleh petugas yang memberi perhatian khusus pada penderita yang berperilaku aneh. Pandangan ini sesuai dengan pengalaman di sekolah dimana guru memberi perhatian khusus justru pada anak yang nakal. Barangkali beberapa perilaku schizophrenia dapat diterangkan dengan peniruan dan penguatan, akan tetapi banyak orang menderita schizophrenia tanpa lebih dahulu bertemu dengan penderita lainnya. Selain itu, kenyataannya justru gejal-gejala schizophrenialah yang menyebabkan seseorang dimasukkan ke rumah sakit jiwa, dan bukannya akibat yang diperoleh di dalam rumah sakit jiwa.

 

VI. TERAPI PADA SCHIZOPHRENIA

VI.1. TERAPI BIOLOGIS

V.1.1 Penggunaan Obat Antipsikosis

Obat-obatan antipsikosis yang dapat meredakan gejala-gejala schizophrenia adalah chlorpromazine (thorazine) dan fluphenazine decanoate (prolixin). Kedua obat tersebut termasuk kelompok obat phenothiazines, reserpine (serpasil), dan haloperidol (haldol). Obat ini disebut obet penenang utama. Obat tersebut dapat menimbulkan rasa kantuk dan kelesuan, tetapi tidak mengakibatkan tidur yang lelap, sekalipun dalam dosis yang sangat tinggi (orang tersebut dapat dengan mudah terbangun). Obat ini tampaknya mengakibatkan sikap acuh pada stimulus. luar. Obat ini cukup tepat bagi penderita schizophrenia yang tampaknya tidak dapat menyaring stimulus yang tidak relevan). Bukti menunjukkan bahwa obat antipsikotik ini bekerja pada bagian batang otak, yaitu sistem retikulernya, yang selalu mengendalikan masukan berita dari alat indera pada cortex cerebral. Obat-obatan ini tampaknyamengurangi masukan sensorik pada sistem retikuler, sehingga informasi tidak mencapai cortex cerebral. Obat antipsikotik telah terbukti efektif untuk meredakan gejala schizophrenia, memperpendek jangka waktu pasien di rumah sakit, dan mencegah kambuhnya penyakit. Namun, obat-obatan tersebut bukan untuk penyembuhan menyeluruh. Kebanyakan pasien harus melanjutkannya dengan perbaikan dosis pengobatan agardapat berfungsi di luar rumah sakit. Di samping itu, efek penggunaan obat-obatan antipsikotik tersebut memiliki dampak sampingan yang kurang menyenangkan, yaitu mulut kering, pendangan mengabur, sulit berkonsentrasi, sehingga banyak orang menghentikan pengobatan mereka. Selain itu juga terdapat dampak sampingan yang lebih serius dalam beberapa hal, misalnya tekanan darah rendah dan gangguan otot yang menyebabkann gerakan mulut dan dagu yang tidak disengaja (Atkinson, et al., 1991).


Selain itu, dalam 2-3 tahun terakhir ini, obat-obat psikotropik anti schizophrenic bermunculan dan mulai digunakan di Indonesia. Obat-obat ini seperti clozapine, risperidone, olanzepine, iloperidol, diyakini mampu memberikan kualitas kesembuhan yang lebih baik, terutama bagi yang sudah resistendengan obat-obat lama. Obat-obat generasi kedua ini bisa menetralisir gejala-gejala akut schizophrenia seperti tingkah laku kacau, gaduh gelisah, waham, halusinasi pendengaran, inkoherensi, maupun menghilangkan gejala-gejala negatif (kronik) seperti autistik (pikiran penuh fantasi dan tak terarah0, perasaan tumpul, dan gangguan dorongan kehendak. Namun, obat-obat anti schizophrenia ini memiliki harga yang cukup tinggi. Sementara, penderita schizophrenia di Indonesia kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah dan biasanya menggunakan obat-obatan klasik (generik) (Wicaksana, 2000).


VI.1.2 Terapi Elektrokonvulsif

Terapi Elektrokonvulsif disingkat ECT juga dikenal sebagai terapi elektroshock. ECT telah menjadi pokok perdebatan dan keprihatinan masyarakat karena beberapa alasan. Di masa lalu ECT ini digunakan di berbagai rumah sakit jiwa pada berbagai gangguan jiwa, termasuk schizophrenia. Namun terapi ini tidak membuahkan hasil yang bermanfaat. Sebelum prosedur ECT yang lebih manusiawi dikembangkan, ECT merupakan pengalaman yang sangat menakutkan pasien. Pasien seringkali tidak bangun lagi setelah aliran listrik dialirkan ke tubuhnya dan mengakibatkan ketidaksadaran sementara, serta seringkali menderita kerancuan pikiran dan hilangnya ingatan setelah itu. Adakalanya, intensitas kekejangan otot yang menyertai serangan otak mengakibatkan berbagai cacat fisik. Namun, sekarang ECT sudah tidak begitu menyakitkan. Pasien diberi obat bius ringan dan kemudian disuntik dengan penenang otot. Aliran listrik yang sangat lemahdialirkan ke otak melalui kedua pelipisatau pada pelipis yang mengandung belahan otak yang tidak dominan.


Hanya aliran ringan yang dibutuhkan untuk menghasilkan serangan otak yang diberikan, karena serangan itu sendiri yang bersifat terapis, bukan aliran listriknya. Penenang otot mencegah terjadinya kekejangan otot tubuh dan kemungkinan luka. Pasien bangun beberapa menit dan tidak ingat apa-apa tentang pengobatan yang dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilang ingatan tidak terjadi, terutama bila aliran listrik hanya diberikan kepada belahan otak yang tidak dominant (nondominan hemisphere). Empat sampai enam kali pengobatan semacam ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu. Akan tetapi, ECT ini tidak cukup berhasil untuk penyembuhan schizophrenia, namun lebih efektif untuk penyembuhan penderita depresi tertentu (Atkinson, et al.,1991).


VI.1.3 Pembedahan bagian otak

Pada tahun 1935, Moniz (Davison, et al., 1994) memperkenalkan prefrontal lobotomy, yaitu preoses pembedahan pada lobus frontalis penderita schizophrenia. Menurut Moniz, cara ini cukup berhasil dalam proses penyembuhan yang dilakukannya, khususnya pada penderita yang berperilaku kasar. Akan tetapi, pada tahin 1950-an cara ini ditinggalkan karena menyebabkan penderita kehilangan kemampuan kognitifnya, otak tumpul, tidak bergairah, bahkan meninggal.


VI.2 PSIKOTERAPI

Gejala-gejala gangguan schizophrenia yang kronik telah membuat situasi pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton dan menjemukan. Para psikiater dan petugas kesehatan terkondisi untuk menangani schizophrenia dengan obat saja selain terapi kejang listrik (ECT). Psikoterapi suportif, terapi kelompok, maupun terapi perilaku hampir tidak pernah dilakukan, karena dianggap tidak akan banyak manfaatnya. Wawancara tatap muka yang rutin dengan pasien jarang dilakukan (Wicaksana, 2000). Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. beberapa pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu atas motif dan konflik yang tidak disadari.


VI.2.1 Terapi Psikoanalisa.

Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud. Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk mengendalikan kecemasannya . Hal yang paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita. Metode terapi ini dilakukan pada saat penderita schizophrenia sedang tidak "kambuh". Macam terapi psikoanalisa yang dapat dilakukan, adalah Asosiasi Bebas.


Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini, penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks, maka pasien harus mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal.


Pada saat penderita tidur di sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal itu merupakan manifestasi dari keadaan over-repressi. Hal yang direpress biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan agresi. Repressi terhadap dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili oleh father dan mother figure. Repressi anger dan hostile merupakan salah satu bentuk intrapsikis yang biasa menyebabkan blocking pada individu.

Akibat dari blocking tersebut, maka integrasi kepribadian menjadi tidak baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar. Menurut Freud, apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka penderita akan melakukan analisa. Hasil dari analisanya dapat menimbulkan insight pada penderita. Analisa pada waktu terjadi blocking bertujuan agar penderita mampu menempatkan konfliknya lebih proporsional, sehingga penderita mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan penderita lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya. Seperti yang telah diungkapkan terdahulu bahwa penderita diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan segala traumatic events dan keinginan-keinginan yang direpressnya. Waktu ini disebut dengan moment chatarsis. Disini penderita diberi kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan , sehingga terjadi redusir terhadap pelibatan emosi dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Dalam teknik asosiasi bebas ini, juga terdapat proses transference, yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan therapist sebagai figur substitusi dari figur yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi penderita. Terdapat 2 macam transference, yaitu

  1. <!–[if !supportLists]–>transference positif, yaitu apabila therapist menggantikan figur yang disukai oleh penderita,
  2. transference negatif, yaitu therapist menggantikan figur yang dibenci oleh penderita (Fakultas Psikologi UNPAD, 1992).

VI.2.2 Terapi Perilaku (Behavioristik)

Pada dasarnya, terapi perilaku menekankan prinsip pengkondisian klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata. Para terpist mencoba menentukan stimulus yang mengawali respon malasuai dan kondisi lingkungan yang menguatkan atau mempertahankan perilaku itu (Ullaman dan Krasner, 1969; Lazarus, 1971 dalam Atkinson, 1991).


Akhir-akhir ini, pakar terapi perilaku melihat adanya pengaruh variabel kognitif pada perilaku (misalnya, pemikiran individu tentang situasi menimbulkan kecemasan tentang akibat dari tindakan tertentu) dan telah mencakupkan upaya untuk mengubah variabel semacam itu dengan prosedur yang khusus ditujukan pada perilaku tersebut (Bandura, 1982; Meinchenbaum dan Jaremko, 1982 dalam Atkinson, 1991). Pada kongres psikiatri di Malaysia beberapa bulan lalu tahun 2000 ini, cognitive-behavior therapy untuk pasien schizophrenia ditampilkan pakar psikiatri dari Amerika maupun dari Malaysia sendiri.

Ternyata, terdapat hasil yang cukup baik, terutama untuk kasus-kasus baru, dengan menggunakan cognitif - behavior therapy tersebut. Rupanya ada gelombang besar optimisme akan kesembuhan schizophrenia di dunia dengan terapi yang lebih komprehensif ini. Selain itu, secara umum terapi ini juga bermaksud secara langsung membentuk dan mengembangkan perilaku penderita schizophrenia yang lebih sesuai, sebagai persiapan penderita untuk kembali berperan dalam masyarakat. Paul dan Lentz (Rathus,et al., 1991; Davison, et al., 1994) menggunakan dua bentuk program psikososial untuk meningkatkan fungsi kemandirian.

  • <!–[if !supportLists]–>Social Learning Program.

Social learning program menolong penderita schizophrenia untuk mempelajari perilaku-perilaku yang sesuai. Program ini menggunakan token economy, yakni suatu cara untuk menguatkan perilaku dengan memberikan tanda tertentu (token) bila penderita berhasil melakukan suatu perilaku tertentu. Tanda tersebut dapat ditukar dengan hadiah (reward), seperti makanan atau hak-hak tertentu Program lainnya adalah millieu program atau therapeutic community. Dalam program ini, penderita dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu. Mereka dianjurkan meluangkan waktu untuk bersama-sama dan saling membantu dalam penyesuaian perilaku serta membicarakan masalah-masalah bersama dengan pendamping. Terapi ini berusaha memasukkan penderita schizophrenia dalam proses perkembangan untuk mempersiapkan mereka dalam peran sosial yang bertanggung jawab dengan melibatkan seluruh penderitan dan staf pembimbing. Dalam penelitian, social learning program mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan dalam rumah sakit jiwa dan millieu program. Persoalan yang muncul dalam terapi ini adalah identifikasi tentang unsur-unsur mana yang efektif. Tidak jelas apakah penguatan dengan tanda (token) ataukan faktor-faktor lain yang menyebabkan perubahan perilaku; dan apakah program penguatan dengan tanda tersebut membantu perubahan perilaku hanya selama tanda diberikan atau hanya dalam lingkungan perawatan.

  • Social Skills Training.

Terapi ini melatih penderita mengenai ketrampilan atau keahlian sosial, seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam beradaptasi dengan masyarakat (Rathus, et al., 1991; Davisoan, et al., 1994; Sue, et al., 1986). Social Skills Training menggunakan latihan bermainsandiwara. Para penderita diberi tugas untuk bermain peran dalam situasi-situasi tertentu agar mereka dapat menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya. Bentuk terapi seperti ini sering digunakan dalam panti-panti rehabilitasin psikososial untuk membantu penderita agar bisa kembali berperan dalam masyarakat. Mereka dibantu dan didukung untuk melaksanakan tugas-tugas harian seperti memasak, berbelanja, ataupun utnuk berkomunikasi, bersahabat, dan sebagainya. Meskipun terapi ini cukup berhasil, namun tetap ada persoalan bagaimana mempertahankan perilaku bila suatu program telah selesai, dan bagaimana dengan situasi-situasi yang tidak diajarkan secara langsung.


VI.2.3 Terapi Humanistik

  • Terapi Kelompok.

Banyak masalah emosional menyangkut kesulitan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, yang dapat menyebabkan seseorang berusaha menghindari relasinya dengan orang lain, mengisolasi diri, sehingga menyebabkan pola penyelesaian masalah yang dilakukannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan dunia empiris. Dalam menagani kasus tersebut, terapi kelompok akan sangat bermanfaat bagi proses penyembuhan klien, khususnya klien schizophrenia. Terapi kelompok ini termasuk salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Di antara peserta terapi tersebut saling memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan yang dialami oleh mereka. Klien dihadapkan pada setting sosial yang mengajaknya untuk berkomunikasi, sehingga terapi ini dapat memperkaya pengalaman mereka dalam kemampuan berkomunikasi. Di rumah sakit jiwa, terapi ini sering dilakukan. Melalui terapi kelompok ini iklim interpersonal relationship yang konkrit akan tercipta, sehingga klien selalu diajak untuk berpikir secara realistis dan menilai pikiran dan perasaannya yang tidak realistis.

  • <!–[if !supportLists]–>Terapi Keluarga.

Terapi keluarga ini merupakan suatu bentuk khusus dari terapi kelompok. Kelompoknya terdiri atas suami istri atau orang tua serta anaknya yang bertemu dengan satu atau dua terapist. Terapi ini digunakan untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama keluarganya. Ungkapan-ungkapan emosi dalam keluarga yang bias mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali diusahakan kembali. Keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif maupun yang negatif secara konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap persoalan secara bersama-sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang keadaan penderita dan cara-cara untuk menghadapinya. Keluarga juga diberi penjelasan tentang cara untuk mendampingi, mengajari, dan melatih penderita dengan sikap penuh penghargaan. Perlakuan-perlakuan dan pengungkapan emosi anggota keluarga diatu dan disusun sedemikian rupa serta dievaluasi. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Fallon (Davison, et al., 1994; Rathus, et al., 1991) ternyata campur tangan keluarga sangan membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-kurangnya mencegah kambuhnya penyakit penderita, dibandingkan dengan terapi-terapi secara individual.


VII. PENUTUP

Schizophrenia merupakan gangguan mental klasifikasi berat dan kronik (psikotik). Secara umum ditandai oleh distorsi pikiran, persepsi yang khas, dan gangguan afek yang tidak wajar. Schizophrenia disebabkan oleh hal yang multikompleks, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, faktor edukasi dan perkembangan mental sejak masa anak-anak, stressor psikososial berat yang menumpuk, dengan sifat perjalanan penyakit yang progresif, cenderung menahun, (kronik), eksaserbasi (kumat-kumatan), sehingga terkesan penderita tidak bisa disembuhkan seumur hidup. Gejala-gejala gangguan schizophrenia yang kronik dan itu-itu saja telah membuat situasi pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton dan menjemukan. Para spikiater dan petugas kesehatan terkondisi untuk menangani schizophrenia dengan obat saja selain terapi kejang listrik (ECT). Dan dalam perkembangan obat-obatan, pada 2-3 tahun terakhir ini obat-obatan psikotropik anti schizophrenia bermunculan dan mulai digunakan di Indonesia. Obat-obatan ini diyakini mampu memberikan kualitas kesembuhan yang lebih baik, terutama bagi yang sudah resisten dengan obat-obat lama. Namun obat-obatan tersebut memiliki harga yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi masalah dan kendala yang sangat besar bagi kesembuhan para penderita schizophrenia yang umumnya berasal dari golongan social ekonomi rendah.


Beberapa hal yang mengejutkan adalah bahwa dalam beberapa kongres dan seminar psikiatri dalam skala internasional telah menunjukkan keunggulan dari kegunaan psikoterapi terhadap kasus-kasus psikiatri. Rupanya ada gelombang besar optimisme akan kesembuhan schizophrenia di dunia dengan terapi yang lebih komprehensif. Mungkin dibutuhkan reformasi pula dalam pengobatan schizophrenia di Indonesia dengan paradigma yang lebih optimis tentang kesembuhan penderita yang bisa dicapai dengan penanganan yang lebih komprehensif.

 



New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!