Hey Alzheimer, Who R U? Alzheimer adalah salah satu penyakit yang digolongkan dalam kelompok demensia, atau dalam bahasa awam dikenal sebagai "pikun". Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906. Sekitar 10 persen orang berusia lebih dari 70 tahun mengalami gangguan daya ingat dan 50 persen di antaranya adalah penderita Alzheimer. Ada dua macam tipe demensia, yaitu: 1. Onset Dini/ presenile dementia (gejala muncul antara usia 45 - 65 tahun), dan sering dikaitkan dengan faktor keturunan. Tipe ini hanya didapat pada 5-10 persen kasus Alzheimer. 2. Onset Lambat/senile dementia, terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan merupakan bentuk umum dari penyakit ini.
Why n Why ? Rupanya ada 3 hipotesis yang bisa menjelaskan mengapa bisa terjadi Alzheimer. Mari kita telusuri satu per satu! 1. BioKIMIA a. Akumulasi abnormal dari protein beta-amyloid dalam otak penderita, merupakan toksin karena mengganggu homeostasis kalsium sehingga terjadi apoptosis sel-sel normal. Fungsi Beta-amyloid tidak jelas namun diduga terlibat dalam pembentukan neuron. Akumulasi beta-amyloid diduga berhubungan pula dengan faktor genetik, yakni mutasi pada kromosom 21, dimana pada kromosom ini terletak gen untuk protein prekursor beta-amyloid. Pernyataan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa pasien dengan trisomi 21 (Down's syndrome) umumnya mengalami 'Alzheimer-like disorders' pada usia 40 tahun. Perlu dicatat bahwa ApoE4, faktor resiko terbesar untuk Alzheimer, memicu penumpukan amyloid sebelum gejala Alzheimer muncul.
b. Hiperfosforilasi protein tau dalam otak penderita, yang menyebabkan terbentuknya neurofibrillary tangles, yakni protein tau yang beragregasi pada masses dalam tubuh neuron. Protein tau adalah protein dalam neuron yang normalnya berfungsi untuk menyeimbangkan mikrotubule dalam sitoskeleton. 2. Neuropatologi Pada penderita Alzheimer, tampak atrofi difus pada otak dan penurunan jumlah neuron serta sinaps pada korteks serebral dan regio subkortikal tertentu yang menyebabkan terjadi degenerasi. Jumlah neurotransmitter seperti asetilkolin, serotonin, norepinefrin, dan somatostatin menurun, sementara di sisi lain, glutamat mengalami peningkatan.
3. Genetik Beberapa kasus penyebab Alzheimer disebabkan gen dominan yang ada dalam keluarga tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya onset dini. Mutasi dari gen presenilin-1 dan presenilin-2 sudah didokumentasi di beberapa keluarga. Alzheimer dipastikan terkait dengan kromosom 1, 14, dan 21, sementara kaitan dengan kromosom lainnya masih belum dapat dipastikan.
What's the sign? Gejala penyakit Alzheimer pada setiap penderita tidak sama. Kepribadian, kesehatan secara umum, dan situasi sosial adalah faktor-faktor penting dalam menentukan gejala yang muncul akibat demensia tersebut. Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata dengan kata yang tidak biasa. Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini malam atau siang. Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada kotak gula. Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima. Pada tahap lanjut, penderita Alzheimer tidak dapat melakukan sesuatu tanpa dibantu. Umumnya pada kondisi ini mereka tidak mengerti lagi bahasa, tidak ingat anggota keluarga, tidak dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari (makan, memakai baju atau mandi), dia tidak dapat lagi membedakan mana yang pantas dan tidak pantas seperti membuang air kecil atau air besar di sembarang tempat. Dalam Azheimer, ada beberapa tahap perkembangan, yakni :
Demensia Alzheimer umumnya dapat diketahui dari gejala-gejalanya yang khas, seperti yang disebut di atas. Tes lainnya yang umum dipakai adalah CT scan, MRI, dan tes darah. Pada tahap dini dari penyakit ini, gambaran otak umumnya normal, tetapi CT scan dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan lain seperti tumor otak atau stroke. Sedangkan pada tahap lanjut, melalui MRI dapat diketahui adanya penurunan ukuran korteks otak atau area otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi memori (hipokampus). Selain itu, test psikologi, meliputi 'screening of depression' dan pemeriksaan 'mini mental state', dapat membantu dalam menentukan seberapa beratnya demensia tersebut. Sayangnya, penyakit Alzheimer hanya dapat didiagnosa secara pasti setelah pasien meninggal, dimana pada pemeriksaan jaringan otaknya didapat gambaran patologis anatomis yang menjadi ciri khas Alzheimer, yakni plak yang berisi protein beta-amyloid dan 'neurofibrillary tangles'. (Image of senile plaques seen in the cerebral cortex in a patient with Alzheimer disease of presenile onset. Silver impregnation.)
Tips To Avoid Alzheimer Selain faktor genetik, faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan Alzheimer. Berikut adalah faktor-faktor dapat yang menurunkan atau menaikkan resiko menderita Alzheimer. Faktor dapat yang menurunkan resiko Alzheimer:
Faktor dapat yang menurunkan resiko Alzheimer:
How to cure Alzheimer? Tidak ada terapi spesifik untuk penyakit Alzheimer ini. Obat-obat tertentu yang diberikan pada penderita ini mungkin efektif pada tahap awal, tetapi seiring perjalanan waktu, maka semakin banyak sel-sel otak yang rusak atau mati, sehingga pemberian obat tidak efektif lagi. Pada keadaan tertentu, gejala dan progresivitasnya dapat diperbaiki tetapi fungsi kognitifnya mungkin tidak dapat kembali normal. Beberapa obat yang digunakan untuk terapi Alzheimer adalah :
Selain farmakoterapi, ada beberapa terapi lain, seperti :1. Intervensi psikososial. Terapi ini dapat digunakan dalam masa 'mild' sampai 'moderate' dalam tahap demensia. Treatment meliputi konseling, psikoterapi, terapi orientasi, 'behavioral reinforcement', dan 'cognitive rehabilitation training'.2. Imunoterapi, yakni menyuntikkan vaksin toksin beta-amyloid untuk melatih sistem imun tubuh sehingga dapat menghancurkan beta-amyloid dan menghentikan timbulnya penyakit ini. 3. Terapi 'pekerjaan dan gaya hidup'. Modifikasi dari lingkungan dan gaya hidup pasien Alzheimer dapat memperbaiki kemampuan fungsional dan meringankan pekerjaan pengasuh, seperti memberi label pada perangkat rumah tangga, mengamankan perangkat yang berbahaya untuk mencegah terjadinya luka karena aktivitas sehari-hari, mengajak pasien untuk berinteraksi sosial, dan stimulasi visual seperti memberi warna pada perangkat rumah tangga, yang juga dapat menambah nafsu makan. 4. Terapi alternatif, menggunakan kombinasi ramuan herbal dengan suplemen diet, misalnya vitamin E.
What' s the prognosis? Dalam perjalanan penyakit ini, peranan keluargalah yang paling menentukan dalam penatalaksanaan penyakit ini. Gangguan tingkah laku dan sikap yang seperti anak kecil memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam mengawasi serta memberikan kasih sayang kepada penderita, sehingga penderita mempunyai harapan hidup yang lebih baik.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer's_disease http://www.kalbefarma.com/?mn=news&tipe=detail&detail=18794 http://www.ninds.nih.gov/disorders/alzheimersdisease/alzheimersdisease.htm |
New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
No comments:
Post a Comment